Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan tak berencana mengontak calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, usai insiden penembakan yang terjadi saat kampanye di Pennsylvania pada akhir pekan lalu.
Dilansir Channel News Asia (CNA), hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kremlin alias Istana Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov. Menurutnya, belum ada komunikasi yang dijalin oleh kedua tokoh tersebut maupun rencana serupa.
Selain itu, ketika ditanya apakah keamanan terhadap Putin akan dipertebal usai insiden tersebut, Peskov menyebut bahwa tingkat keamanan saat ini sudah mencukupi.
“Kami hanya dapat menegaskan bahwa keamanan kepala negara telah berada pada tingkat yang sesuai. Segala sesuatu yang diperlukan telah dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan tensi [politik] internasional pada umumnya,” katanya, Senin (15/7/2024).
Sementara itu, Putin belum berkomentar secara terbuka mengenai penembakan Trump tersebut.
Sebelumnya, melalui Peskov, Kremlin hanya memberikan pernyataan bahwa Rusia tidak percaya bahwa pemerintah AS bertanggung jawab atas upaya pembunuhan itu, tetapi menilai bahwa atmosfer politik domestik lah yang memicu serangan tersebut.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, Donald Trump ditembak saat melakukan kampanye terbuka di di Butler, Pennsylvania, sekitar 50 km utara Pittsburgh, Sabtu (13/7/2024) waktu setempat.
Presiden ke-45 Amerika Serikat itu masih bernasib baik, sebab peluru hanya menyambar telinga kanannya. Namun, darah bercucuran di wajah dan bajunya.
Trump terlihat tenang, bahkan sesaat kemudian bangkit usai sang penembak diberondong peluru oleh pasukan keamanan AS. Dia terbangun dan mengepalkan tinjunya ke udara sambil mengucapkan kata, "Lawan! Lawan! Lawan!"
Tak lama kemudian, Trump mengunggah pernyataan di platform Truth Social miliknya. “Saya tertembak dengan peluru yang menembus bagian atas telinga kanan saya. Banyak pendarahan yang terjadi.”