Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Soal KTT NATO: Perang Dunia III Hanya Ancaman

Pengamat Internasional Teuku Rezasyah mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar di Washington, tidak akan membahas keanggotaan Ukraina.
Suasana  kompleks apartemen rusak berat setelah penembakan semalam saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di Kharkiv, Ukraina. REUTERS/Leah Millis
Suasana kompleks apartemen rusak berat setelah penembakan semalam saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut di Kharkiv, Ukraina. REUTERS/Leah Millis

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat Internasional Teuku Rezasyah mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar di Washington, tidak akan membahas keanggotaan Ukraina. 

Dia menyatakan bahwa konflik Ukraina-Rusia telah sangat menguras energi diplomatik dan ekonomi NATO, sehingga membuat NATO tidak mampu optimal berperan mendukung Ukraina secara militer. 

Justru, dia menegaskan bahwa KTT NATO akan berupaya mengevaluasi konflik Ukraina dengan Rusia, serta pembagian peran dalam rekonstruksi Ukraina. 

"KTT ini akan membahas upaya penyelesaian konflik di Ukraina, dengan melihat Rusia sebagai pemenang perang, namun diharapkan merujuk pada Perjanjian Minsk I dan Minsk II yang telah disepakati di masa lalu," katanya, saat ditanyai Bisnis, pada Rabu (10/7/2024). 

Perjanjian Minsk adalah upaya gencatan senjata antara pasukan Ukraina dan Rusia. Perjanjian Minsk itu dinamai sesuai nama Ibu Kota Belarus, Minsk, yang ditandatanganinya pada 2014 dan 2015.

Perjanjian yang ditandatangani pada 2014 disebut sebagai Perjanjian Minsk I, dan 2015 adalah Perjanjian Minsk II.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa KTT NATO kali ini diharapkan akan menyadarkan Rusia, jika NATO menghargai kepemimpinan tradisional Rusia di semua wilayah perbatasannya. 

Dengan demikian, menurutnya KTT NATO kali ini akan bersifat simbolis, sebagai forum solidaritas dan penggalangan opini dunia, jika NATO masih dapat diandalkan dalam penyelesaian konflik Internasional.

Sementara itu, dia menyatakan bahwa diperkirakan hasil KTT NATO yang simbolik ini akan dihargai oleh Rusia, dengan catatan NATO tidak akan lagi mengganggu kepemimpinan tradisional Rusia di Kawasan Eropa Timur Laut. 

"Perang Dunia III hanya sebatas ancaman Rusia dan beberapa anggota NATO, karena sebenarnya mereka juga menyadari potensi kepunahan umat manusia dari perang yang melibatkan Nuklir tersebut," ujarnya. 

Dampak bagi Indonesia 

Menurutnya, Indonesia perlu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri sebagai negara yang memiliki banyak perbatasan darat dan laut.

Selain itu, dia juga mendesak penguasaan Komputasi serta Informasi dan Teknologi, termasuk kemampuan deteksi dini dan cegah dini, sebelum kedaulatan wilayah Indonesia terganggu di darat, laut, dan udara.

Menurutnya, Indonesia juga perlu mengevaluasi semua perjanjian Internasional yang masih berlaku saat ini, serta selanjutnya hanya fokus pada aspek-aspek yang mendukung Indonesia yang mandiri secara pertahanan dan keamanan.

Seperti diketahui, KTT NATO digelar selama 3 hari di Washington, Amerika Serikat (AS) yang dimulai pada Selasa (9/7/2024). 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper