Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panggung Film Lokal

Film lokal sepanjang 2024 tengah naik daun dengan capaian jumlah penonton yang spektakuler
Salah satu adegan di KKN di Desa Penari/imdb
Salah satu adegan di KKN di Desa Penari/imdb

Bisnis.com, JAKARTA - Mungkin terlalu cepat untuk mengatakan bahwa film Indonesia sudah menjadi tuan di rumahnya sendiri.

Namun, pencapaian sejumlah film dengan angka penonton di atas 1 juta orang menjadi harapan baru bagi sineas lokal. Terlepas ada beberapa film yang ‘gagal’, antusiasme peminat film lokal patut dirayakan.

Di antara sekian banyak film, yang cukup menghebohkan mungkin film Agak Laen. Pada awal film itu dirilis, target yang ingin dicapai oleh para pemain yang merupakan komika yaitu Bene Dion, Indra Jegel, Boris Bokir, dan Oki Rengga tak muluk-muluk, hanya 1 juta penonton.

Perhitungan mereka salah. Setelah tayang selama 53 hari, film yang disutradarai oleh Muhadkly Achoi tersebut mampu meraih penonton hingga 9 juta orang. Jumlah itu merupakan rekor terbanyak kedua selama 17 tahun per film-an nasional.

Tak lama setelah film Agak Laen tayang, film Siksa Kubur dengan tokoh utama Faradina Mufti dan Reza Rahadian serta disutradarai oleh Joko Anwar pun berhasil meraih penonton cukup gemilang yaitu 4 juta orang.

Pasca dihantam pandemi Covid-19, film-film garapan sutradara lokal yang berhasil mencetak tiket penonton di atas 1 juta orang tergolong banyak. Pada 2023 saja, setidaknya ada 20 film lokal dengan jumlah penonton di atas 1 juta.

Dari data yang ada, sepanjang 2023, jumlah orang yang menonton di bioskop mencapai 55 juta orang, naik signifikan dibandingkan dengan raihan sepanjang 2022 sebanyak 24 juta orang. Diperkirakan tahun ini, jumlah penonton bakal melompat lebih tinggi lagi yaitu di kisaran 60-80 juta orang.

Angka itu bukan tidak mungkin tercapai, mengingat tingginya animo masyarakat dan jumlah layar bioskop yang terus bertambah, meski belum mencapai angka ideal. Berdasarkan data Badan Perfilman Indonesia, pada 2023 terdapat 2.145 layar di 517 bioskop yang tersebar di 115 kota/kabupaten di Indonesia.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 270 juta orang dan sekitar 65% di antaranya merupakan usia produktif, keberadaan bioskop di Indonesia relatif sedikit. Tak hanya jumlah, keberpihakan terhadap film lokal pun masih jadi masalah.

Selain jumlah layar, tantangan lain dalam pengembangan film nasional adalah minimnya jumlah sumber daya manusia yang mumpuni. Isu tentang hak cipta, aksi bajak membajak film masih saja belum terselesaikan.

Meski demikian, pelaku usaha tetap optimistis, industri ini mampu berkontribusi lebih besar lagi terhadap perekonomian nasional.

Dari data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada 2024 diproyeksikan kontribusi industri film, animasi, dan video terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp3,41 triliun tumbuh bila dibandingkan realisasi pada 2021 sebesar Rp2,69 triliun.

Panggung Film Lokal

Kinerja Emiten

Meningkatnya jumlah penonton film lokal, berdampak langsung terhadap performa perusahaan yang terlibat. Di lantai bursa, setidaknya ada empat emiten di industri film yaitu PT Graha Layar Prima Tbk. (BLTZ), PT Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM), PT MD Pictures Tbk. (FILM), dan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk. (CNMP).

Emiten berkode RAAM, misalnya, pada kuartal pertama tahun ini berhasil membukukan penjualan sebesar Rp64,08 miliar melonjak signifikan dari tahun sebelumnya yaitu Rp31,40 miliar. Kenaikan pendapatan itu mendorong raihan laba bersih menjadi Rp4,8 miliar dari sebelumnya merugi Rp10,86 miliar.

Hal serupa juga terjadi pada emiten CNMP, yang mampu meraih penjualan sebesar Rp1,30 triliun melonjak dibandingkan dengan periode sama tahun lalu senilai Rp883,25 miliar.

Emiten yang mengoperasikan bioskop dengan merek 21 dan XXI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp153,97 miliar dari tahun lalu merugi Rp25,58 miliar.

Sekretaris Perusahaan sekaligus Direktur Keuangan Cinema XXI Tri Rudy Anitio sebelumnya mengatakan Cinema XXI menyiapkan belanja modal 2024 sekitar Rp775 miliar untuk ekspansi bisnis, termasuk pembangunan bioskop dan penambahan sekitar 100 layar yang tersebar di berbagai kota atau kabupaten di Indonesia pada tahun 2024.

Selanjutnya, MD Pictures Tbk. Perusahaan yang digawangi Manooj Punjabi ini pada kuartal I/2024 meraih pendapatan senilai Rp54,22 miliar, turun dibandingkan dengan 2023 sebesar Rp61,15 miliar. Meski pendapatan turun, perusahaan mampu meraup kenaikan laba bersih dari Rp1,64 miliar naik menjadi Rp4,45 miliar pada kuartal I/2024.

Untuk tahun ini, manajemen FILM optimistis mampu membukukan kenaikan penjualan. Selain film bioskop, MD Pictures berkomitmen memperluas kontribusi pasar dengan menggencarkan pendistribusian konten ke platform digital.

MD Pictures akan menjaring pasar lebih luas melalui platform streaming digital yang dimilikinya, seperti Disney+ Hotstar, WeTV, Netflix, Vidio, Telkomsel Maxstream, dan Prime Video. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga pertumbuhan bisnis yang unggul dan berkelanjutan.

Terakhir, emiten dengan kode saham BLTZ. Emiten tersebut mampu membukukan pendapatan pada kuartal pertama 2024 mencapai Rp265,10 miliar naik 28% dibandingkan dengan pencapaian periode sama tahun lalu yaitu sebanyak Rp205,86 miliar.

Akibat tingginya beban perusahaan, sampai tiga bulan pertama tahun ini emiten yang mengoperasikan bioskop CGV itu masih membukukan kerugian. Namun, secara nilai, sudah lebih baik dibandingkan tahun lalu dari merugi Rp20,68 miliar menjadi minus Rp8,84 miliar pada tahun ini.

Di tengah belum membaiknya daya beli masyarakat, produsen film harus mampu membuat strategi agar layar industri terus berkembang. Selain bioskop, minat menonton masyarakat di platform digital pun harus dimaksimalkan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper