Bisnis.com, JAKARTA -- Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin memasukkan berbagai gagasan di sektor kesehatan dalam visi misi nya pada Pilpres 2024.
Adapun, kesehatan menjadi salah satu topik yang akan dibicarakan dalam Debat Capres Kelima sekaligus terakhir yang akan diselenggarakan pada Minggu (4/2/2024).
Dalam visi misi AMIN di bidang kesehatan, keduanya menargetkan penurunan pravelensi stunting menjadi 11-12,5% pada 2029. Kementerian Kesehatan melaporkan pada 2023 angka pravelensi stunting yakni 21,6%.
Untuk mencapai target tahun 2029 mendatang, pendampingan ibu hamil hingga 1.000 hari pertama setelah kelahiran penting dilakukan dengan kolaborasi lintas sektor serta Jaminan ketersediaan pangan seimbang, pencegahan infeksi dan perbaikan lingkungan.
Di sisi lain, paslon nomor urut 01 ini juga disebut akan mendorong hadirnya konselor kesehatan mental (psikolog) di Puskesmas dan menyediakan layanan konseling daring gratis berkolaborasi dengan Lembaga dan komunitas yang ada.
Dari sisi tenaga medis, pihaknya akan memperbanyak beasiswa afirmasi untuk calon tenaga medis dan tenaga kesehatan, terutama calon dokter umum/gigi dan calon dokter spesialis dari keluarga prasejahtera dan/atau di daerah yang kekurangan tenaga medis dan tenaga kesehatan.
Baca Juga
Tak hanya itu, paslon yang diusung koalisi perubahan ini juga berkomitmen untuk membangun 1 Rumah Sakit kelas A di t iap provinsi dengan keterpaduan layanan rujukan untuk memfasilitasi kebutuhan m asyarakat dan penyakit yang berkembang.
Dalam hal pengentasan Penyakit Tidak Menular (PTM), AMIN akan menata produk dengan kadar gula, garam dan lemak berlebih untuk menekan angka obesitas dan penyakit degeneratif, di antaranya melalui kewajiban pelabelan yang jelas terkait kandungan gula, garam dan lemak, serta risikonya.
Lebih lanjut, Anies juga menyororti industri farmasi dan ketersediaan alat kesehatan Nasional yang perlu ditingkatkan. Untuk itu, benchmarking dari negara-negara lain mesti dilakukan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan perlunya untuk segera mengalihkan bahan baku obat (BBO) dari luar negeri atau impor dengan produksi dalam negeri.
Hal ini dilakukan dengan menambah produsen BBO melalui proses chain source. Melalui cara ini, sekitar 20% penurunan impor BBO dapat terjadi per tahunnya.
Selain itu, sektor alat kesehatan masih mengalami isu terkait rendahnya biasa penelitian dan pengembangan atau research and development (RnD) yang hanya 0,05% sebagai modal dasar pengembangan inovasi sektor kesehatan.