Bisnis.com, JAKARTA - Beijing mengecam balik tuduhan NATO bahwa China menantang kepentingan dan keamanan NATO serta menentang setiap upaya aliansi militer untuk memperluas jejaknya ke kawasan Asia-Pasifik.
Dalam kata-kata keras komunike yang dikeluarkan di tengah-tengah pertemuan KTT NATO di Ibu Kota Lituania, Vilnius, pada hari Selasa (11/7/2023), NATO mengatakan China menantang kepentingan, keamanan, dan nilai-nilainya dengan ambisi dan kebijakan pemaksaannya.
"China menggunakan berbagai alat politik, ekonomi, dan militer untuk meningkatkan jejak globalnya dan memproyeksikan kekuatannya, sementara tetap tidak jelas tentang strategi, niat, dan pembangunan militernya," kata para kepala negara anggota NATO dalam komunike mereka.
"Operasi hibrid dan dunia maya China yang berbahaya, retorika konfrontatif dan disinformasi, menargetkan sekutu dan membahayakan keamanan NATO."
Dilansir dari Reuters, The Chinese Mission to the European mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa isi komunike yang terkait dengan China mengabaikan fakta-fakta dasar, mendistorsi posisi dan kebijakan China, dan mendiskreditkan China secara sengaja.
"Kami dengan tegas menentang dan menolak ini," katanya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan di KTT bahwa meskipun China bukan "musuh" NATO, China semakin menantang tatanan internasional dengan “perilaku pemaksaannya".
"China semakin menantang tatanan internasional berbasis aturan, menolak mengutuk perang Rusia melawan Ukraina, mengancam Taiwan, dan melakukan pembangunan militer yang substansial," katanya.