Bisnis.com, JAKARTA -- Publikasi terbaru Indikator Politik mengungkap perubahan peta politik pasca polemik penolakan tim nasional (timnas) Israel yang berujung pencoretan nama Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo anjlok. Tren ini konsisten dengan hasil polling dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang juga mengungkap elektabilitas Ganjar dan PDIP terimbas karena sentimen negatif menolak kedatangan timnas Israel.
Selain mengungkap penurunan elektabiltas PDIP Ganjar, survei terbaru Indikator Politik juga memaparkan potensi peta dukungan atau koalisi kepada para kandidat calon presiden pada Pilpres 2024.
Jika mengacu realitas hasil survei, ada tiga nama yang berpeluang maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ketiga nama itu antara lain Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Prabowo saat ini adalah pemuncak survei capres versi dua lembaga survei. Indikator Politik mengungkap tingkat keterpilihan Prabowo mencapai 22,2 persen.
Potensi dukungan terhadap Prabowo berasal dari partai Gerindra yang mencapai 51,3 persen, Golkar 48,1 persen, PPP 41 persen dan lainnya yang mencapai angka 33 persen.
Baca Juga
Di peringkat kedua ada nama Ganjar Pranowo. Tingkat keterpilihan Ganjar dalam survei Indikator Politik mencapai 19,8 persen. Mayoritas responden yang memilih Ganjar berasal dari PDIP sebanyak 45,8 persen dan PKB 36,5 persen.
Adapun Anies Baswedan memperoleh dukungan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan alias KPP. KPP mencakup NasDem yang 34,1 persen respondennya mendukung Anies, PKS 47,9 persen, Demokrat 40 persen dan PAN sebanyak 50 persen.
PDIP Jeblok
Sebelumnya, Indikator Politik mengungkap bahwa PDIP hanya memperoleh elektabilitas 15,2 persen suara. Meski masih jadi parpol dengan elektabilitas tertinggi, namun ada penurunan suara PDIP.
Peneliti utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan PDIP memperoleh 19 persen suara pada survei Maret 2023. Namun pada survei April 2023 ini, PDIP turun sebanyak 4 persen memperoleh 15,2 persen suara.
"Jadi memang ada tren penurunan PDI Perjuangan," ujar Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Rabu (19/4/2023).
Lebih lanjut, dia memaparkan ada indikasi penurunan elektabilitas PDIP terjadi karena penolakan partai berlambang banteng hitam itu atas kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20 yang awalnya dijadwalkan diselenggarakan di Indonesia.
Burhanuddin mencontohkan, lebih banyak responden yang memilih PDIP jika dia tak tahu FIFA telah membatalkan status tuan rumah Indonesia atas Piala Dunia U-20.
"Elektabilitas PDIP itu lebih besar di kalangan yang tidak tahu FIFA membatalkan status tuan rumah. Semakin tahu FIFA membatalkan status tuan rumah Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia, elektabilitas PDIP semakin tertekan," jelasnya.
Tak hanya itu, elektabilitas antara PDIP dan Gerindra beda tipis di antara responden yang tahu Indonesia awalnya tunjuk FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Menurut Burhanuddin, itu menjadi indikasi bahwa adanya peralihan pemilih PDIP ke Gerindra.
"Gerindra mendapatkan keuntungan dari sikap PDI Perjuangan yang menolak kehadiran Timnas Israel," ujarnya.
Survei Indikator ini diselenggarakan pada 8 hingga 13 April 2023 dengan jumlah sampel 1212 yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel dipilih menggunakan teknik proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening, dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen.