Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berencana mengirim senjata ke Ukraina saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy berupaya mencari bantuan dari sekutu.
AS berniat mengirim sekitar 100 kendaraan lapis baja Stryker dalam paket bantuan militer selanjutnya ke Ukraina yang mencapai US$2,5 miliar seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/1/2023).
Pihaknya bersiap mengirim paket itu sebagai bagian bantuan dari sekutu barat untuk Ukraina yang ditetapkan pada Jumat (20/1/2023).
Rencana itu muncul ketika pejabat Ukraina, termasuk Presiden Zelensky, mendesak sekutu untuk menyediakan lebih banyak tank tempur, artileri, dan sistem rudal jarak jauh untuk membantu mengusir invasi Rusia.
Ukraina mendesak sekutu Barat pada Kamis (19/1/2023) untuk bergegas memasok tank dan pertahanan udara ke Kyiv.
Kepala Administrasi Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengatakan bahwa negaranya saat ini tak memiliki waktu.
Baca Juga
"Kami tidak punya waktu, dunia tidak punya waktu saat ini," kata Andriy Yermak di aplikasi Telegram, seperti dilansir dari CNA, Kamis (19/1/2023).
Dia mengatakan bahwa pasokan itu bertaruh dengan nyawa warga Ukraina di garis depan atas lambatnya diskusi di Ibu Kota asing.
"Kami membayar kelambatan dengan nyawa rakyat Ukraina kami. Seharusnya tidak seperti itu," tambahnya.
Sekutu Barat bertemu di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pada Jumat (20/1/2023), dengan fokus pada Berlin yang akan mengizinkan tank tempur Leopard 2 dipasok ke Kyiv untuk membantu mengusir pasukan Rusia.
“Masalah tank untuk Ukraina harus ditutup secepat mungkin. Sama seperti pertanyaan tentang sistem pertahanan udara tambahan,” lanjut Yermak.