Pada Sabtu (3/12/2022) pagi, diadakan upacara pengambilan sumpah untuk para senator yang ditunjuk di Majelis Tinggi. Di antara para senator yang terpilih menjadi menteri antara lain Tengku Zafrul.
Tim kepemimpinan Anwar terdiri dari 28 menteri, lebih sedikit dari tim kabinet baru-baru ini yang dipimpin oleh Ismail Sabri Yaakob dan Muhyiddin Yassin.
Di bawah pemerintahan Ismail Sabri, ada 31 menteri dan 38 deputi. Sementara, Muhyiddin,memiliki Kabinet yang terdiri dari 32 menteri dan 38 deputi.
Pemilihan umum (pemilu) pada 19 November tidak menghasilkan pemenang yang jelas, PH yang dipimpin Anwar maupun Perikatan Nasional (PN) yang dipimpin Muhyiddin tidak mampu mengamankan mayoritas sederhana di Majelis Rendah sebanyak 222 kursi.
PH memenangkan 81 kursi, sementara PN menguasai 73 kursi, menempatkan keduanya pada posisi untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Sebuah koalisi perlu didukung oleh setidaknya 112 anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Kedua koalisi berebut untuk menggalang dukungan dari BN, GPS dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS).
BN yang berada jauh di urutan ketiga berhasil merebut 30 kursi. GPS meraih 23 kursi sementara GRS tampil sebagai pemenang dengan enam kursi.
Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah telah meminta PH dan PN untuk membentuk pemerintahan persatuan, tetapi PN menolak usulan tersebut.
Menyusul pertemuan para penguasa Melayu pada 24 November mengenai kebuntuan politik, Istana Negara mengumumkan bahwa Anwar akan menjadi perdana menteri berikutnya.
Setelah pengambilan sumpahnya pada 24 November 2022, Anwar mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah persatuan terdiri dari PH, BN dan GPS. Pemerintah juga menyertakan Parti Warisan Sabah, Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia dan anggota parlemen independen lainnya.
Sehari kemudian, dia mengumumkan bahwa GRS juga bergabung dengan pemerintah persatuan.
Anwar telah mengatakan bahwa dia akan menghentikan penunjukan menteri Kabinet sebagai bentuk penghargaan.