Meskipun Kemenkes telah menekankan bahwa pemberian vaksin dosis keempat belum prioritas, wacana tersebut ternyata telah mendapatkan berbagai dukungan dari pakar kesehatan Indonesia, salah satunya adalah epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman.
Menurut Dicky, pemberian vaksin dosis keempat ini menjadi sangat penting dan urgen terlebih dengan ditemukannya subvarian Omicron BA.4, BA.5, dan BA.2.75 di Indonesia. Ketiga subvarian ini disebut sebagai jenis virus Corona yang memiliki kemampuan untuk lolos dari sergapan antibodi yang terbentuk dari pasca vaksinasi maupun infeksi.
Dicky bertutur, perkembangan mutasi virus yang terus terjadi ini dapat berdampak pada penurunan tingkat efikasi vaksin yang sebelumnya telah diterima oleh masyarakat Indonesia.
Kepentingan pemberian vaksin dosis keempat ini juga didukung dengan adanya sejumlah studi yang menyatakan bahwa dosis keempat ini mampu meningkatkan efektivitas kerja vaksin dalam tubuh.
Studi Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa pada 7 hingga 30 hari setelah memperoleh vaksin dosis keempat, efektivitas vaksin yang terbentuk meningkat hingga 64 persen untuk perlindungan terhadap potensi rawat inap dan sebesar 74 persen untuk mencegah kematian akibat Covid-19.
Sementara itu, berdasarkan hasil studi yang dilaksanakan di Thailand, dinyatakan bahwa pemberian vaksin dosis keempat mampu memberikan perlindungan sebesar 75 persen bagi tubuh, terhadap potensi infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron.