Bisnis.com, JAKARTA - Nama Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet ramai diperbincangkan usai dirinya meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Ketua MPR Bamsoet dan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad kompak menyebut Sri Mulyani tak menghargai MPR lantaran tak hadir dalam undangan MPR.
"Sudah beberapa kali diundang oleh pimpinan MPR, Sri Mulyani tidak pernah datang. Dua hari sebelum diundang rapat, dia selalu membatalkan datang. Ini menunjukkan bahwa Sri Mulyani tidak menghargai MPR sebagai lembaga tinggi negara," ujar Bamsoet pada Rabu (1/12/2021).
Lantas, bagaimana perjalanan karier Bamsoet hingga menjadi ketua MPR?
Pria kelahiran 10 September 1962 ini besar di keluarga militer. Dia merupakan lulusan Akademi Acounting Jayabaya. Dia mengambil S1 di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta. Sementara S2-nya, dia selesaikan di IM Newport Indonesia.
Semasa kuliah Bamsoet aktif di berbagai organisasi, dia pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Akademi Akuntansi Jayabaya, Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa, Pemred Majalah Universitas Jayabaya, dan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia.
Bambang Soesatyo juga menjadi Pimpinan Umum Majalah HMI Cabang Jakarta, Wakil Sekretaris Koordinasi Komisariat HMI Universitas Jayabaya, Wakil Sekjen PB HMI, Ikatan Pers Mahasiswa, serta Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Mapussy Indonesia.
Karier-nya diawali sebagai wartawan saat berumur 23 tahun. Bambang adalah wartawan Harian Umum Prioritas lalu pindah ke Majalah Vista. Dia juga pernah menjadi pimpinan redaksi majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun.
Dia juga pernah menjabat sebagai komisaris PT Suara Irama Indah, Direktur PT Suara Rakyat Membangun sekaligus sebagai Pemiminpin Redaksi Suara Karya, Direktur Independen PT SIMA,Tbk, dan menjadi direktur Kodeco Timber.
Karier politiknya di Partai Golkar dimulai sejak 1980, saat itu dia menjadi aktivis AMPI. Bahkan ia telah menjadi calon anggota legislatif sejak Orde Baru. Namun, baru Pemilu 2009, dia terpilih menjadi anggota DPR RI.
Saat menjadi anggota DPR, dia cukup vokal terkait kasus Bank Century. Saat itu, DPR mengajukan hak angket ke presiden atas kucuran dana talangan Century yang membengkak. Dia menjadi salah satu panitia khusus Bank Centrury.
Pada 2014 dia terpilih menjadi Anggota DPR dan ditunjuk Partai Golkar untuk menjadi sekretaris Fraksi Partai Golkar.
Dia juga ditunjuk menjadi Bendahara Umum DPP Partai Golkar 2014-2016. Pada 2018, dia didapuk menjadi ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto yang tersandung kasus korupsi e-KTP.
Bamsoet kemudian terpilih menjadi Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) untuk periode 2019-2024.