Bisnis.com, JAKARTA - Satgas Covid-19 mengungkapkan vaksin terbukti memberi proteksi dari virus Corona, setelah jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang meninggal terus berkurang.
Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) Kemenkes melakukan riset terhadap 71.455 nakes di DKI Jakarta, meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi alat kesehatan dan laboratorium, serta tenaga supporting lainnya pada periode Januari-Juni 2021.
Populasi sampel nakes itu dibagi dalam tiga kelompok, pertama sudah mendapatkan vaksinasi satu dosis suntikan, kelompok kedua ialah mereka yang sudah memperoleh suntikan dua dosis lengkap, dan yang ketiga sama sekali belum tervaksin.
Melansir Indonesia.go.id, saat observasi selesai, ada 143.000 orang nakes di DKI Jakarta telah divaksinasi dosis pertama dan 125.431 orang telah divaksinasi dosis kedua.
Studi dilakukan dalam kondisi pandemi yang dinamis. Gelombang pertama pandemi mulai menguat pada akhir Desember 2020, mencapai puncak di akhir Januari-awal Februari 2021 kemudian turun melandai.
Gelombang keduanya pada awal Juni dan mencapai puncak antara 15-25 Juli, untuk kemudian perlahan menyusut. Serangan kedua ini disertai datangnya varian baru Delta B-1617.
Juru bicara Satgas Covid-19 Siti Nadia Tarmidzi mengatakan sebanyak lima persen tenaga kesehatan yang divaksinasi lengkap dilaporkan terkonfirmasi Covid-19 pada periode April-Juni 2021.
Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi Covid-19 pada periode Januari-Maret 2021 yang jumlahnya hanya 0,98 persen.
Dia menuturkan antara nakes yang telah divaksinasi lengkap lalu terinfeksi dan harus menjalani perawatan di rumah sakit jumlahnya ada 0,17 persen. Sementara itu, di kelompok yang belum tervaksinasi angkanya dua kali lipat, yakni 0,35 persen.
“Vaksin yang digunakan dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19 masih sangat efektif, termasuk varian baru,” ujar Siti Nadia seperti dikutip dari Indonesia.go.id, Jumat (28/8/2021).
Hasil tersebut juga berlaku dengan kejadian kematian akibat Covid-19. Dia mengatakan kasus kematian pada kelompok yang belum tervaksinasi, atau yang baru suntikan dosis pertama, relatif lebih tinggi dibandingkan pada mereka yang sudah mendapat vaksinasi lengkap.
Setelah dua pekan dilakukannya observasi, yakni Januari-Maret dan April-Juni 2021, terlihat bahwa proporsi kasus meninggal karena Covid-19 pada tenaga kesehatan yang belum divaksin adalah 0,03 persen.
"Pada kelompok nakes yang sudah menjalani vaksinasi dosis lengkap, risiko kematiannya adalah 0,001 persen pada periode Januari-Maret 2021 dan 0,01 persen pada periode April-Juni 2021," jelasnya.
Pada periode April-Juni 2021, Siti Nadia mengungkapkan total ada 474 tenaga kesehatan yang dirawat karena terinfeksi Covid-19. Sebagian besar mereka merupakan nakes yang belum divaksin atau baru menerima suntikan vaksin dosis pertama.
Ada pun, nakes yang divaksinasi lengkap tak banyak yang dirawat. Awalnya porsinya mencapai 18 persen, kemudian persentasinya menurun hingga tinggal 3,3 persen.
Kelompok pasien yang sudah menerima vaksin lengkap itu rata-rata menjalani perawatan di rumah sakit antara 8 sampai 10 hari, lebih singkat dibanding nakes yang belum sama sekali atau belum lengkap menjalani vaksinasi, yakni 9 sampai 12 hari.
Dari nakes yang dirawat di RS, katanya, sebanyak 2,3 persen memerlukan perawatan intensif di ICU, dan sebagian besar (91 persen) adalah nakes yang belum divaksinasi atau baru menerima vaksinasi 1 dosis.
"Vaksin terbukti mampu memberikan proteksi di lapangan dengan mengurangi risiko keparahan dan kematian. Pemberian dosis ketiga tentu akan menguatkan vaksin sebagai faktor pembeda," imbuhnya.