Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan persetujuan akhir atas undang-undang yang memungkinkan dia berkuasa lagi hingga 2036.
Putin telah berkuasa selama lebih dari dua dekade di Rusia. Putin, kini berusia 68 tahun, diketahui menandatangani RUU tersebut berdasarkan salinan yang diposting di portal informasi hukum pemerintah seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (6/4/2021).
Putin mengusulkan perubahan itu tahun lalu sebagai bagian dari reformasi konstitusional yang sangat didukung Rusia dalam pemungutan suara pada bulan Juli. Sedangkan para anggota parlemen menyetujui RUU itu bulan lalu.
Undang-undang tersebut akan mengatur ulang batas masa jabatan presiden sehingga memungkinkan Putin mencalonkan diri kembali dalam pemilu setelah dua masa jabatannya saat ini yang akan berakhir pada 2024.
Putin pertama kali terpilih sebagai presiden pada 2000 dan menjalani dua masa jabatan empat tahun berturut-turut.
Sekutunya Dmitry Medvedev menggantikannya pada tahun 2008, yang oleh para kritikus dianggap sebagai jalan keluar dari batas dua masa jabatan berturut-turut untuk presiden.
Baca Juga
Saat menjabat, Medvedev menandatangani undang-undang yang memperpanjang masa jabatan hingga enam tahun dimulai dengan presiden berikutnya.
Putin kembali ke Kremlin pada 2012 dan memenangkan pemilu pada 2018.
Para penentang Kremlin mengatakan reformasi konstitusi adalah dalih untuk memungkinkan Putin menjadi "presiden seumur hidup".
Putin akan berusia 85 tahun ketika dia meninggalkan jabatannya jika dia terpilih dan menjalani dua masa jabatan tambahan sampai akhir tahun 2036.
Persetujuan akhir dari undang-undang tersebut datang ketika pihak berwenang meningkatkan tekanan pada oposisi dan menekan perbedaan pendapat.
Kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny pekan lalu melancarkan mogok makan dan menuntut perawatan medis yang memadai di penjara. Dia mengatakan mengalami sakit punggung yang parah dan mati rasa di kakinya.
Tokoh oposisi berusia 44 tahun itu ditangkap sekembalinya ke Rusia pada Januari. Dia menghabiskan waktu berbulan-bulan di Jerman untuk memulihkan diri dari serangan racun saraf Novichok yang diduga dilakukan Kremlin.