Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah kasus bunuh diri di Jepang meningkat tahun lalu setelah turun selama 10 tahun berturut-turut.
Melansir Perusahaan Penyiaran Jepang (Nippon Hoso Kyokai/NHK) pada Sabtu (23/1/2021), Badan Kepolisian Nasional menerbitkan data awal yang menunjukkan 20.919 orang melakukan bunuh diri pada 2020.
Angka tersebut menunjukkan kenaikan 750 dibandingkan 2019, ketika Jepang melaporkan angka total tahunan paling rendah. Ini pertama kalinya sejak 2009 setelah krisis keuangan global bahwa Jepang mengalami kenaikan tahun-ke-tahun dalam jumlah kasus bunuh diri.
Data itu menunjukkan bahwa 13.943 orang pria bunuh diri tahun lalu, berkurang 135 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, bunuh diri oleh wanita bertambah 885 menjadi 6.976, yaitu angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Data kepolisian menunjukkan 440 siswa dari SD, SMP, dan SMA melakukan bunuh diri. Angka ini adalah yang tertinggi dalam catatan. Pemerintah Jepang mengatakan jumlah kasus bunuh diri meningkat mungkin akibat dampak pandemi virus corona.
Seperti yang disampaikan oleh Profesor madya Universitas Waseda Ueda Michiko, dia mengatakan banyak orang merasa tertekan saat mereka tertular, berpikir mereka dapat menyebarkan virus atau menyebabkan masalah bagi orang-orang sekitar.
Ueda mengatakan penting untuk memiliki sebuah sistem guna secara hati-hati memeriksa kondisi mental orang-orang semacam itu dan memberikan perawatan kepada mereka, selain memeriksa kondisi fisik.