3. Luksemburg
Anda dapat mengunjungi Luksemburg untuk mengunjungi kastil dan pedesaan di negara tersebut yang indah, maupun untuk festival budaya atau makan spesial negara tersebut. Atau Anda bisa membuat rekening offshore melalui salah satu banknya dan tidak pernah menginjakkan kaki lagi di negara tersebut, seperti yang dilakukan banyak orang.
Terletak di jantung Eropa, negara yang berpenduduk sekitar 600.000 ini memiliki banyak hal untuk ditawarkan, baik kepada turis maupun warganya. Luksemburg menggunakan sebagian besar kekayaannya untuk menghadirkan perumahan, perawatan kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi rakyatnya, yang sejauh ini menikmati standar hidup tertinggi di Zona Euro.
Namun, meski krisis keuangan global dan tekanan dari UE dan OECD untuk mengurangi tingkat kerahasiaan perbankan hanya berdampak kecil pada ekonomi, wabah virus korona memaksa banyak bisnis tutup dan pekerja kehilangan pekerjaan.
Statec, yang merupakan sebuah layanan statistik pemerintah nasional, telah menyatakan bahwa mereka memperkirakan resesi akan berlangsung sesingkat mungkin, dan bahwa pada tahun 2021 PDB negara tersebut akan pulih sebesar 7% dari -6% tahun ini.
4. Singapura
Singapura adalah surga fiskal yang makmur dengan keuntungan modal dan dividen bebas pajak.
Tapi bagaimana Singapura bisa begitu makmur? Ketika negara kota itu merdeka pada tahun 1965, setengah dari populasinya buta huruf. Dengan hampir tidak ada sumber daya alam, Singapura berhasil bangkit melalui kerja keras dan pembuatan kebijakan yang cerdas, menjadi salah satu tempat paling ramah bisnis di dunia. Saat ini, Singapura adalah pusat perdagangan, manufaktur, dan keuangan yang berkembang pesat (bahkan yang terpenting 97% dari populasi orang dewasa sekarang tidak buta huruf). Tetapi bukan berarti bahwa mereka telah kebal dari efek penurunan global: pada kuartal kedua tahun ini ekonomi anjlok di tingkat 41%, menjatuhkan negara ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.