Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin (3/2/2020), mendesak masyarakat Filipina agar tidak xenophobia kepada China menyusul merebaknya virus corona di Ibu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Virus mematikan itu menyebar pada Desember 2019 dan sejak itu menewaskan lebih dari 300 orang dan menginveksi lebih dari 17 ribu orang di dunia.
Xenofobia adalah ketidaksukaan atau ketakutan terhadap orang-orang dari negara lain.
“China telah bersikap baik pada kita, kita harusnya memperlihatkan sikap yang sama pada mereka. Hentikan segala sikap xenophobia ini,” kata Duterte, setelah pertemuan dengan sejumlah otoritas membahas virus corona, seperti dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa (4/2/20202).
Virus corona telah menyebar ke lebih dari selusin negara di dunia, sebagian besar ke kawasan Asia Tenggara yang punya hubungan dengan China. Pernyataan Duterte itu cukup mengejutkan mengingat China – Filipina masih terlibat sengketa kedaulatan di Laut Cina Selatan.
Hubungan bilateral kedua negara sering diselimuti ketegangan karena perebutan wilayah maritim itu dan di bawah pemerintahan Duterte hubungan keduanya mereda, dimana Duterte memilih untuk tidak memprovokasi dan ingin meminta pinjaman serta investasi dari Beijing.
Baca Juga
“Mereka menyalahkan masyarakat China (terkait virus corona), namun itu selalu terinkubasi ke beberapa tempat lain. Ini bukan salah siapa-siapa, bukan salah orang China bukan pula salah masyarakat Filipina. Bukan salah siapapun,” kata Presiden Duterte.
Dia meyakinkan masyarakat Filipina agar tidak panik karena semua berjalan baik. Penyebaran virus corona telah memunculkan gelombang sentimen anti-China di seluruh dunia. Toko-toko melarang masuknya turis dari China dan di dunia maya China di olok-olok karena menjual – belikan daging hewan liar.
Pada Jumat, 31 Januari 2020, Kedutaan China di Manila mengatakan pihaknya memantau dengan ketat atas dugaan penyebaran virus corona di negara itu dan terus menjalin komunikasi dengan Pemerintah Filipina. Filipina telah menjadi rumah bagi puluhan tenaga operator perjudian lepas pantai.
Universitas Adamson di Ibu Kota Manila, Filipina, telah meminta seluruh mahasiswa dari China agar menjalani karantina selama 14 hari sebagai bagian dari langkah pencegahan. Pihak kampus pun dihujani kritik atas keputusan itu yang merembet pada karantina seluruh mahasiswa dan staf universitas yang telah bepergian ke area-area, dimana virus corona umumnya ditemukan.