Bisnis.com, JAKARTA – Baru saja warga negara Indonesia sandera terakhir yang diculik sejak 23 September 2019 berhasil dibebaskan pada Rabu (15/1/2020), kelompok militan Abu Sayyaf kembali menculik lima WNI pada Kamis (16/1/2020).
Letjen Cirilito Sobejana, Komandan Militer Filipina di Mindanao Barat, pada Minggu (19/1/2020) menjelaskan bahwa kelompok Abu Sayyaf pada Kamis menculik delapan WNI, tetapi kemudian membebaskan tiga di antaranya.
Delapan WNI itu diculik di perairan Sabah, Malaysia. Setelah melepaskan tiga orang, lima lainnya kemungkinan dibawa para penculik ke Sulu, Flipina bagian selatan. Sulu merupakan basis utama Abu Sayyaf.
Kelompok pimpinan Abu Sayyaf merupakan aksi militan yang berakar pada separatisme dan mengatasnamakan Islam, tetapi kenyataannya mereka terlalu sering menculik, termasuk terhadap WNI, dengan tujuan meminta uang tebusan.
Bahkan, dalam beberapa kasus, jika uang tebusan tidak diberikan, mereka tidak segan-segan membunuh dengan cara memenggal kepala orang yang diculiknya.
Sobejana mengungkapkan bahwa penculikan terakhir itu terjadi hanya sehari setelah tentara bentrok dengan anggota Abu Sayyaf di Pulau Sulare di Kota Parang, di Sulu, menewaskan seorang militan dan menghancurkan kapal cepat yang diyakini telah digunakan dalam penculikan tersebut.
Menurut Sobejana, pihak berwenang Malaysia segera berkoordinasi dengan militer Filipina setelah penculikan itu.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Filipina dan masih menunggu informasi resmi tentang insiden tersebut.