Pengamat politik, Oh Ei Sun dari Singapore Institute of International Affairs, berpendapat bahwa Mahathir kemungkinan dengan sengaja tidak memberi tenggat waktu peralihan kekuasaan yang jelas kepada Anwar.
Dia mengisyaratkan tidak ada perjanjian politik resmi untuk penyerahan kekuasaan. Bahkan, Mahathir mempertimbangkan untuk mundur setelah pertemuan APEC berikutnya pada November 2020, bukan pada 10 Mei tahun depan tepat dua tahun dia berkuasa.
“Sejumlah indikasi lainnya menunjukkan Mahathir mungkin akan lebih memilih Azmin Ali, wakil Anwar di Partai Keadilan sebagai penggantinya,” ujar Oh seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (16/12/2019).
Dengan kepiawaiannya dalam politik, Mahathir telah mempromosikan Azmin ke posisi Menteri urusan Ekonomi. Dia bahkan turut mengawasi berbagai perusahaan yang terkait dengan pemerintah.
“Ini adalah peran yang sangat kondusif untuk memperluas basis politik Azmin,” ujar Oh menegaskan.
Karena posisi itulah, agaknya Azmin berani secara terbuka menentang Anwar yang menjadi guru politiknya di dalam partai. Dia pernah mengeritik Anwar di depan umum dan menolak bahkan menghadiri pertemuan pimpinan partai.
Ketidakhadiran Azmin selama kongres Partai Keadilan pekan lalu bisa jadi merupakan langkah lain dalam upayanya untuk membaca arah politik dengan tampil beda, kata pengamat politik internasional tersebut.