Bisnis.com, STOCKHOLM - Perundingan denuklirisasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat menemui ganjalan.
Menurut kepala perunding Korut, Sabtu (5/10/2019), pembicaraan nuklir antara Korea Utara dan Amerika Serikat terhenti.
"Sejumlah perundingan belum memenuhi harapan kami dan akhirnya tak berjalan," kata Kepala Perunding Nuklir Korut, Kim Myong Gil, kepada awak media melalui penerjemah di Kedutaan Besar Korut di Stockholm.
Delegasi Korea Utara tiba di Stockholm pada Kamis (3/10) untuk pembicaraan denuklirisasi tingkat kerja.
Korut mengatakan sebelumnya pada Rabu bahwa pihaknya berhasil meluncurkan uji coba rudal balistik baru yang diluncurkan kapal selam.
Penembakkan itu menjadi yang paling provokatif dari Korea Utara sejak menghidupkan kembali dialog dengan Amerika Serikat pada 2018.
Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Pyongyang menggunakan teknologi rudal balistik.
Korea Utara menembakkan setidaknya satu proyektil pada Rabu, menurut pejabat militer Korea Selatan dan Jepang.
Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) mengatakan Korut meluncurkan proyektil rahasia pada Rabu pagi dari sekitar Wonsan, di tenggara Provinsi Kangwon.
Penjaga Patroli Jepang menyatakan Korut meluncurkan seperti sebuah rudal dan meminta agar kapal-kapal memperhatikan informasi lebih lanjut dan tidak mendekati puing-puing apapun.
Namun juru bicara pemerintah yang sekaligus Ketua Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan sepertinya dua rudal diluncurkan masing-masing dalam hitungan menit dan rudal pertama jatuh di perairan Zona Ekonomi Ekslusif Jepang.
Rudal pertama jatuh pada pukul 7:27 waktu setempat, kata Suga.
Aksi tersebut merupakan peluncuran kesembilan Korut sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bertemu di Zona Demiliterisasi dengan penjagaan ketat yang memisahkan dua Korea pada Juni.
Peluncuran terjadi sehari setelah Pyongyang mengumumkan pihaknya sepakat dengan Amerika Serikat untuk menggelar pembicaraan pada Sabtu, progres yang dapat berpotensi memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan.