Bisnis.com, MUMBAI—Pasar saham India mencapai rekor tertinggi, sementara rupee dan obligasi mengalami penguatan seiring dengan potensi Narendra Modi kembali terpilih sebagai Perdana Menteri India.
Dikutip dari Reuters, Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang dipimpin oleh Modi dari Bharatiya Janata Party (BJP) berhasil mengambil 324 kursi dalam penghitungan hasil Pemilu sementara. Adapun, pihak opsisi United Progressive Aliance baru memenangkan 111 kursi.
Secara umum, investor memandang NDA dan Modi lebih pro terhadap industri dibandingkan pihak oposisi. Pemerintahan Modi juga telah mencapai sejumlah keberhasilan seperti reformasi perbankan dan belanja infrastruktur.
Pada masa jabatannya kedua, investor berharap Modi mampu lebih banyak mendorong stimulus fiskal dan moneter. Indeks NSE terpantau naik 2,55% menjadi 12.036,75, sedangkan Indeks BSE naik 2,59% menjadi 40.123,86.
Adapun, mata uang rupee diperdagangkan di kisaran 69,51-69,52 per dolar AS. Harga menguat dari perdagangan sebelumnya sebesar 69,6750 per dolar AS.
“Seperti yang diharapkan, pasar telah reli. Namun, perlu ada langkah-langkah konkret untuk mengatasi likuiditas dan tekanan kredit,” papar Rajeev Pawar, group head Edelweiss Financial Services, Kamis (23/5/2019).
Sementara itu, yield obligasi 10 tahun mencapai 7,21%, setelah sebelumnya mencapai 7,19%. Level 7,19% merupakan posisi terendah sejak 9 April 2018.
Respons Pemilu, Bursa Saham India Mencapai Rekor Tertinggi
Pasar saham India mencapai rekor tertinggi, sementara rupee dan obligasi mengalami penguatan seiring dengan potensi Narendra Modi kembali terpilih sebagai Perdana Menteri India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Hafiyyan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
34 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
1 jam yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
28 menit yang lalu
Ganjar Kritisi Kenaikan Tarif PPN 12%, Begini Katanya
1 jam yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu