Bisnis.com, LONDON - Lebih dari 20 juta anak per tahun di seluruh dunia tidak memperoleh vaksin campak dalam 8 tahun belakangan, sehingga membuka jalan untuk tertular virus yang sekarang mengakibatkan wabah penyakit di dunia.
"Virus campak akan selalu menemukan anak yang tidak diberi vaksin. Ladang bagi wabah campak di seluruh dunia yang kita saksikan hari ini tersedia bertahun-tahun lalu," kata Henrietta Fore, Direktur Pelaksana Dana Anak PBB, UNICEF, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (25/4/2019).
Laporan UNICEF tersebut mengatakan bahwa sebanyak 169 juta anak tak mendapat vaksin pertama campak antara 2010 dan 2017, yang rata-rata berarti sama dengan 21,1 juta anak per tahun.
Akibat dari kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit itu, penularan campak di seluruh dunia hampir empat kali lipat dalam kuartal I/2019 dibandingkan dengan priode yang sama 2018 jadi 112.163 kasus, demikian data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada 2017, tutur laporan UNICEF itu, sebanyak 110.000 orang, kebanyakan anak kecil, meninggal akibat campak, naik 22% dibandingkan dengan kondisi setahun sebelumnya.
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang dapat membunuh dan dapat mengakibatkan penderitanya jadi buta, tuli atau kerusakan otak. Saat ini, penyakit tersebut menjadi wabah di banyak belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, Filipina, Tunisia dan Thailand.
Jutaan Anak Tak Dapat Vaksin Campak, UNICEF : Dunia Dihantui Wabah!
Lebih dari 20 juta anak per tahun di seluruh dunia tidak memperoleh vaksin campak dalam 8 tahun belakangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
24 menit yang lalu
Keputusan Akhir Tahun Mereka yang Serok Jumbo Saham ACES
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu
Teka-Teki Partai Baru untuk Jokowi
4 jam yang lalu
Legislator PKS Protes Sekolah Internasional Kena PPN 12%
6 jam yang lalu