Kabar24.com, JAKARTA – Penduduk kota Caracas menggelar aksi protes dengan memblokir jalan-jalan dan menyalakan api setelah aliran listrik kembali padam di ibukota Venezuela tersebut dan beberapa daerah lain.
Dilansir Bloomberg, Willy Casanova, Wali Kota Maracaibo mengatakan di Twitter bahwa listrik padam di seluruh negara bagian Zulia barat pada pukul 9:55 pagi waktu setempat.
Sementara itu, surat kabar Panorama melaporkan pemadaman meluas ke sebagian besar negara. Netblocks.org, yang melacak gangguan internet secara global, mengatakan akses internet di Venezuela hanya tersisa 15% setelah listrik padam.
Pemadaman listrik selama berminggu-minggu listrik meningkatkan ketidakstabilan di Venezuela. Setelah Presiden Nicolas Maduro tidak dapat memulihkan kekuasaannya, ia menuduh ketua Majelis Nasional Juan Guaido, yang diakui oleh 50 pemerintah termasuk AS sebagai presiden sementara, telah melakukan konspirasi.
Wilayah Fuerzas Armadas, yang merupakan arteri lalu lintas utama di Caracas, menjadi titik fokus dari aksi protes, yang mengikuti pemadaman listrik selama dua hari sebelumnya.
Maduro mengatakan pekan lalu bahwa pemerintah berencana untuk melakukan pendistribusian listrik bergilir karena pihak berwenang berusaha untuk memperbaiki jaringan listrik nasional, yang dikatakan para pakar industri tidak dikelola dengan baik dan sangat membutuhkan investasi.
Menteri Informasi Venezuela, Jorge Rodriguez mengatakan listrik padam pada Jumat dan Sabtu malam karena serangan terhadap jaringan listrik nasional, ungkap televisi nasional Venezuela.
Tanpa memberikan bukti, Maduro menyalahkan Presiden Donald Trump dan oposisi Venezuela atas dugaan serangan yang berusaha memicu kerusuhan dan melengserkannya dari kursi kepresidenan
Sekolah akan tetap tutup pada hari Senin sementara lembaga publik dan swasta tetap buka hingga pukul 14.00 waktu setempat sampai pemberitahuan lebih lanjut, kata Rodriguez.
Dugaan serangan menyebabkan kerusakan yang cukup besar di pembangkit listrik tenaga air Guri, yang mempengaruhi generator, transmisi dan distribusi, kata pemerintah dalam sebuah pernyataan melalui e-mail. Pemerintah mengatakan sedang menerapkan "semua kekuatannya" untuk memperbaiki sistem.