Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyatakan masih mengkaji desain pooling fund atau dana yang disiapkan khusus untuk penanganan bencana.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan belajar dari Filipina mengenai pemodelan terhadap bencana taifun atau angin ribut di Filipina dan belajar dari Amerika Latin mengenai bencana gempa bumi.
"Jadi bagaimana kita lihat modelling-nya dan bagaimana kita lihat mekanismenya," kata Sri ketika ditemui seusai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Ditanya kapan pooling fund itu akan mulai dikelola, Sri belum dapat memastikan karena hal tersebut masih dalam kajian. Sri juga belum dapat memastikan bentuk kelembagaan untuk mengelola pooling fund tersebut. Sebelumnya, bentuk Badan Layanan Umum (BLU) dipertimbangkan untuk mengelola dana bencana tersebut.
Ide mengenai pembentukan pooling fund itu muncul pada 2018 seiring banyaknya bencana alam yang terjadi di Indonesia. Seperti diketahui, serentetan bencana alam terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, tsunami, longsor, erupsi gunung berapi dan sebagainya.
Sri mengatakan pemerintah menganggarkan anggaran bencana sebesar Rp15 triliun pada 2019. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran bencana pada 2018 sebesar Rp7 triliun. Anggaran itu disiapkan dalam Bendahara Umum Negara (BUN).
Sementara itu, dalam Sidang Kabinet pada Senin (7/1/2019), Presiden Joko Widodo menyatakan pemerintah dan legislatif telah sepakat untuk meningkatkan alokasi anggaran bagi edukasi dan mitigasi bencana. Presiden mengingatkan agar seluruh perangkat pemerintah meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam karena Indonesia berada di kawasan cincin api (ring of fire).
"Pemerintah dan DPR mengalokasikan lebih banyak lagi anggaran untuk melakukan edukasi dan mitigasi bencana. Sebagai negara di tempat rawan bencana, ring of fire, kita harus siap, berespons, tangguh menghadapi segala bencana alam," ujarnya.
Oleh karena itu, Kepala Negara meminta adanya edukasi yang lebih baik, konsisten, lebih dini, dan masuk ke dalam muatan sistem pendidikan sehingga masyarakat bisa siap dalam menghadapi bencana.