Gelar Doa Bersama Untuk Korban Tsunami, PKB Kehilangan Kadernya Herman Seventeen

Bisnis.com, JAKARTA — Herman Sikumbang, gitaris grup band Seventeen yang menjadi salah satu korban Tsunami Anyer diketahui merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Sebab itulah Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding menyatakan rasa kehilangan yang mendalam. Apalagi Karding mengaku bahwa Herman merupakan sahabat dekatnya.

"Sebagai sahabat itu sekitar 4 tahun lalu. Dia personel Seventeen yang paling pertama saya kenal, dan sejak itu hampir setiap hari kalo kami di Jakarta, kita pasti bareng," ungkap Karding, Minggu (23/12/2018) di kediaman Herman, Komplek Perumahan DPR RI, Kalibata, Jakarta Selatan, tempat digelarnya doa bersama.

"Kami punya tim namanya skuad 49, nomor rumah ini. Hampir tiap ada kesempatan kami semua kumpul, kami semua bersama, dan hari ini kami betul-betul merasa terpukul, sedih, beberapa hari yang lalu masih bersama saya di Magelang. Ternyata sahabat saya, adek saya, saudara saya, Herman telah berpulang karena bencana tsunami," tambahnya sembari berkaca-kaca.

Karding mengungkapkan kini pihaknya dan para sahabat tengah mengurus kepulangan almarhum Herman. Nantinya jenazah almarhum akan disemayamkan di kediamannya terlebih dahulu, sebelum diberangkatkan ke tempat kelahirannya di Ternate, Maluku Utara, Senin (23/12/2018) pukul 01.30 WIB.

"Tentunya baik para pendukung [PKB], fans Seventeen, sahabat-sahabat mas Herman, dan seluruh masyarakat, kami mohon ikhlasnya, kami mohon kesalahan-kesalahannya dimaafkan, dan semoga mari kita doakan khusnul khatimah, mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah," harap Karding.

Terkait dengan status Herman sebagai calon legislatif PKB, Karding juga menyebut dirinya merupakan orang yang mendorong almarhum untuk terjun ke dunia politik.

Itulah yang membuat Herman kini telah terdaftar sebagai Caleg DPR RI Dapil Maluku Utara dari PKB nomor urut 2. Dalam dunia politik, Herman disebut memiliki tujuan untuk memajukan dunia pekerja kreatif Tanah Air.

"Dia ingin masuk ke Komisi X dan dia ingin memperjuangkan suatu peraturan yang bisa melindungi, kemudian memberdayakan teman-teman pekerja seni, sekaligus juga supaya lagu-lagu itu bisa dihargai, mendapatkan penghargaan di tengah masyarakat, [sehingga] tidak mudah dibajak," jelas Karding.