Makhluk Kuning
Film seri Despicable Me yang sangat populer yang terdiri dari tiga film dan Minion spin-off karya Coffin berhasil menjadi film yang fenomenal.
Tak bisa dipungkiri, makhluk khayalan kuning yang diciptakan Coffin telah menjelma menjadi “wabah” dan ditemukan di mana-mana: pada game mobile, label botol air, mainan senilai jutaan rupiah yang dijual di mal, hingga piyama seharga Rp30.000 yang dijual di pasar tradisional.
Coffin menyebutkan bahwa konsep utama Despicable Me adalah tentang kehidupan seorang penjahat dan apa yang dia lakukan setelah bekerja seharian. Apakah dia pulang? Apakah dia harus membayar tagihan? Setelah itu, ide tentara dengan Gru sebagai karakter utama muncul karena, seperti dalam film James Bond, penjahat biasanya memiliki antek untuk membantu mereka.
“Awalnya, kami ingin menciptakan manusia berotot besar untuk tentara tetapi kami tidak mampu menciptakan ratusan karakter manusia,” ujarnya kepada Tempo seraya menyebutkan yang dibutuhkan adalah karakter yang lebih sederhana.
Eric Guillon, perancang film tersebut, muncul dengan gagasan tentang lelaki kecil dengan overall, t-shirt dan topi yang membawa peralatan, seperti pekerja. “Tapi kami pikir itu terlalu manusia, jadi saya dan Chris Renaud, direktur lainnya, meminta Guillon untuk menciptakan sesuatu yang tidak ada. Upaya pertamanya adalah katak yang memakai kacamata besar dan hidup di bawah tanah. Dari sana, ide itu berkembang ketika kami mencoba menyederhanakannya sampai kami mendapatkan kapsul kuning semacam ini dalam overall dan kacamata,” tuturnya.
Jika Nh. Dini mencatat prestasi melalui La Barka, maka Coffin Padang – sang anak— mencatat prestasi melalui makhluk rekaan yang dikenal sebagai minions.
Kini Nh. Dini telah berpulang. Menurut Juru Bicara RS Elisabeth Semarang Probowati Tjondronegoro Nh. Dini meninggal sekitar pukul 16.30 WIB.
Namun, catatan sejarah tentang Nh. Dini tak akan terhapuskan. Termasuk soal La Barka dan karaktek rekaan Minions yang dibuat oleh dua orang yang memiliki hubungan darah: sebagai Ibu dan anak.