Adakah harapan tertentu yang disampaikan pebisnis Indonesia kepada Anda?
Kalangan pengusaha Indonesia menyampaikan keinginan untuk mendorong peningkatan ekspornya ke Meksiko terutama untuk produk-produk yang bernilai serap tinggi. Beberapa di antaranya seperti kertas, kayu olahan, suku cadang kendaraan bermotor (spareparts), produk komoditas lainnya seperti vanili, otomotif, biodiesel, tekstil untuk seragam petugas keamanan (security).
Di samping itu, ada pengusaha yang menyampaikan keinginannya untuk berinvestasi di Meksiko. Ini mengingat Meksiko terletak dekat dengan Amerika Serikat dan berlokasi strategis di kawasan Amerika Utara dan Tengah.
Apa saja peluang investasi yang menjanjikan di Meksiko?
Peluang investasi di Meksiko di antaranya industri suku cadang pesawat terbang, industri makanan olahan (processed food), kelapa sawit dan produk turunannya.
Sektor perkebunan seperti kelapa sawit cukup potensial dan memiliki nilai tambah lebih karena Meksiko masih memiliki lahan yang luas dan kedekatan lokasi dengan negara pengguna produk utama untuk keperluan biofuel.
Meksiko juga merupakah salah satu negara di dunia yang memiliki komitmen tinggi terkait dengan perubahan iklim dan program penggunaan biofuel sebagai bahan bakar minyak alternatif karena sudah mulai dilakukan.
Bagaimana Anda melihat peluang kerja sama kedua negara ke depannya?
Peluang kerja sama antara RI dan Meksiko di bidang investasi cukup besar. Peluang investasi yang ditawarkan Indonesia adalah di bidang kesehatan seperti peralatan medis, makanan, otomotif dan suku cadang.
Pada rapat kerja Kepala Perwakilan RI, Presiden Jokowi telah menggarisbawahi pentingnya diplomasi ekonomi sebagai kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui peningkatan investasi dan peningkatan ekspor.
Bagaimana kerja sama konektivitas sektor penerbangan kedua negara?
Kerja sama konektivitas kedua negara telah dikukuhkan dengan adanya kerja sama code-sharing maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan maskapai Meksiko, Aeromexico, sejak Oktober 2017. Ini untuk penerbangan Mexico City–Tokyo–Bali dan/atau Jakarta.
Di samping itu, terdapat kerja sama antara IPTN North America dan Promotora Aeroespacial El Paso yang berpotensi menghadirkan pesawat produk PT Dirgantara Indonesia di Meksiko.
Selain kerja sama transportasi udara, Indonesia dan Meksiko juga tengah menggali peluang kerja sama maritim melalui kerja sama sister port yang diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi kelancaran hubungan ekspor impor kedua negara.
Ini terutama bagi masuknya produk ekspor utama Indonesia ke Meksiko seperti kendaraan bermotor dan crude palm oil serta memfasilitasi pertukaran informasi terkait dengan operasional dan pelayanan.
Bagaimana strategi Anda mempromosikan potensi wisata Indonesia di sana?
KBRI telah melakukan pendekatan dengan tour operator atau biro perjalanan untuk menawarkan paket-paket wisata yang menarik, misalnya paket bulan madu, wisata keluarga, atau wisata petualangan.
Selain itu, secara berkala juga diselenggarakan famtrip bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata yang diikuti jurnalis wisata. Pada akhir program, para peserta membuat liputan khusus mengenai Indonesia dan pengalaman mereka selama menjalani program tersebut.
Pewawancara: Oktaviano Donald Baptista & Fitri Sartina Dewi
BIODATA
Nama: Yusra Khan
Tempat & Tanggal Lahir: Tanjung Balai, 16 September 1961
Riwayat Pendidikan:
- Bachelor of Law Universitas Andalas (1984)
Riwayat Karier:
- Duta Besar RI untuk Meksiko merangkap Belize, Guatemala, dan El Salvador (2015—Sekarang)
- Ambassador/Deputy Indonesian Permanent Representative Persatuan Bangsa Bangsa, New York (2011—2014)
- Minister Counselor (Economy) Indonesia Permanent Mission Persatuan Bangsa Bangsa, Jenewa (2004—2007)
- Deputy Director for Environmental Affairs, Directorate of the United Nations Economic Development and Environmental Affairs (2002—2004)
- Deputy Director for International Trade and Monetary Agency, Directorate of Multilateral Economic Cooperation (2002)
- Head of Economic Section, Indonesia Consulate General, Vancouver, Kanada (1997—2001)
- Head of Non Aligned Economic Section, Directorate of Developing Countries Economic Relations (1994—1997)