Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil dan negara termasuk Mazda Motor Corp dan Meksiko diperkirakan akan paling terkena dampak dari upaya Presiden AS Donald Trump yang akan melancarkan investigasi terhadap tarif impor mobil dan truk.
Trump sebelumnya menginstruksikan Departemen Perdagangan untuk melancarkan investigasi tentang apakah impor mobil dan truk mengancam keamanan nasional AS. Langkah ini dinilai dapat mendorong AS untuk menerapkan tarif baru terhadap kendaraan-kendaraan yang datang dari luar negara.
Investigasi yang dimaksud akan dilakukan berdasarkan bab 232 Undang-undang Ekspansi Perdagangan 1962, klausa sama yang digunakan AS dalam menerapkan tarif global untuk impor baja dan aluminium. Bab 232 memberi kewenangan bagi Presiden AS untuk mengenakan tarif terhadap impor yang membahayakan keamanan nasional.
Meksiko yang saat ini eksportir otomotif terbesar ke AS akan sangat terpengaruh jika Trump menerapkan langkah-langkah proteksionis, yang diperkirakan mencakup tarif impor yang direncanakan Trump selama berbulan-bulan. Kanada, Jepang, Jerman, dan Korea Selatan akan menjadi yang paling terkena dampak berikutnya.
Di antara pembuat mobil dunia, Mazda, unit Jaguar Land Rover milik Tata Motors Ltd., dan Mitsubishi Motors Corp juga akan terkena dampak dari tindakan AS ini. Seluruh kendaraan yang dijual perusahaan tersebut diimpor langsung dari luar AS.
Volkswagen AG dan BMW AG juga mengimpor sebagian besar sebagian besar mobil dan truk yang dijual di AS. Di sisi lain, Ford Motor Co., Honda Motor Co., dan General Motors Co., memproduksi mayoritas kendaraan yang mereka jual di AS dari pabrik-pabrik domestik.
Sementara itu, Tesla Inc. sama sekali tidak terpengaruh, karena produsen mobil listrik ini memproduksi semua lini mobilnya di California.
Meksiko telah menjadi basis manufaktur utama untuk sebagian besar merek mobil global, termasuk AS, karena pekerja perakitan di sana digaji hanya sepersepuluh dari pekerja perakitan di AS. Presiden Donald Trump menyalahkan biaya produksi Meksiko murah atas outsourcing pekerjaan manufaktur di AS.
Permintaan penyelidikan Trump tersebut disambut dengan kritik langsung dari kelompok industri yang mewakili produsen dan dealer mobil, yang mengatakan tindakan proteksionis akan merugikan konsumen karena membatasi pasokan mobil dan menjadikannya lebih mahal.
“Sepengetahuan kami, tidak ada yang meminta perlindungan ini,” kata John Bozzella, presiden dari kelompok perdagangan Global Automakers yang menaungi pabrikan termasuk Honda, Nissan Motor Co. dan Hyundai Motor Co., seperti dikutip Bloomberg.
“Rencana ini ini mengarah pada berkurangnya pilihan mobil dan truk di AS, yang akhirnya akan terjadi kenaikan harga di sana,” lanjutnya.
Sementara itu, Chief Executive Officer Mazda, Masamichi Kogai mengatakan perusahaan akan terus memperhatikan kebijakan tarif pada negara tempat perusahaan beroperasi. Alasan terbesar untuk membangun pabrik di AS hanyalah untuk memperkuat merek perusahaan, katanya.
"Tarif tersebut berarti pajak," kata Cody Lusk, presiden American International Automobile Dealers Association, yang mewakili 9.600 perusahaan yang mempekerjakan 577.000 pekerja AS.
"Dengan menganggap impor sebagai ancaman keamanan nasional berarti akan menjadi bencana ekonomi yang ditimbulkan sendiri bagi konsumen, dealer, dan karyawan dealer di AS."