Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cegah Penyebaran Virus JE, Denpasar akan Vaksinasi 185.726 Orang

Denpasar menggelar vaksinasi kepada anak-anak di 16 sekolah TK hingga SMP untuk mengantisipasi penyebaran virus penyakit Japanese Encephalitis.
Salah satu anak di Denpasar mendapatkan vaksin
Salah satu anak di Denpasar mendapatkan vaksin

Kabar24.com, DENPASAR—Denpasar menggelar vaksinasi kepada anak-anak di 16 sekolah TK hingga SMP untuk mengantisipasi penyebaran virus penyakit Japanese Encephalitis.

Kadiskes Kota Denpasar Ni Luh Putu Sri Armini Denpasar mengatakan pihaknya menargetkan program ini akan menjangkau sebanyak 185.726 orang berusia 9 bulan hingga 15 tahun yang tersebar di wilayah ibu kota Bali.

Total akan ada 521 sekolah yang terdiri dari PAUD, TK, SD, dan SMP dan 471 Posyandu, Banjar-banjar, Puskesmas dan Rumah Sakit akan disasar vaksinasi yang berlangsung hingga 30 April tersebut.

“Vaksinasi ini akan berlanjut hingga 30 April mendatang, hari ini baru 15 sekolah,” paparnya, Kamis (1/3/2018).

Armini meminta kepada para steakholder hingga tingkat desa maupun dusun untuk memberikan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan vaksinasi JE ini.

Selain itu, pihaknya juga turut menghimbau masyarakat untuk berperan aktif untuk ikut serta dalam vaksinasi JE agar tidak terkena virus JE.

“Diharapkan masyarakat pro aktif dalam mengikuti vaksinasi guna meminimalisir adanya kasus JE di Bali, khusus Kota Denpasar,” pintanya.

Dia menjelaskan bahwa Japanese Encephalitis merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan oleh nyamuk, babi, dan atau burung rawa.

Manusia sendiri bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Nyamuk golongan Culex ini banyak terdapat di persawahan dan area irigasi dan biasa beraktivitas di malam hari.

“Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, dan juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia,” jelasnya.

Di Indonesia, kasus penyakit ini pertama kali terkuak secara umum pada 1960. Japanese Encephalitis banyak dilaporkan terjadi di daerah Bali. Perjalanan penyakit JE dibedakan menjadi tiga stadium.

Pertama, stadium prodromal yang berlangsung selama 2 – 4 hari. Ditandai dengan panas yang mendadak, sakit kepala berat yang terkadang disertai keluhan mual dan muntah.

Selanjutnya stadium akut selama 4 – 7 hari. Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Akan terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher.

Pada kasus yang lebih kronis kemungkinan dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar).

Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper