Kabar24.com, DENPASAR—Kota Denpasar dipandang perlu segera memiliki gedung pameran berskala internasional untuk mengakomodasi kebutuhan pameran dari penyelenggara nasional maupun luar negeri.
Meskipun sudah ada venue berskala internasional di Nusa Dua, tetapi masih dipandang mewakili daerah Bali selatan, sedangkan Denpasar tetap dinilai wajib punya karena lokasinya yang mudah diakses dari tengah kota dan langsung bersentuhan dengan konsumen. Wakil Ketua Kadin pusat Bidang MICE Budiarto Linggowiyono mengatakan kebutuhan gedung pameran di Denpasar sudah sangat mendesak.
“Saat ini yang layak itu baru ada di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Yogyakarta juga sudah ada tanahnya dari pemda sultan yang memberikan dan dibangun pemda. Kalau di Makassar itu lahannya punya pemprov Sumsesl dan ada dana hibah dana dari Menteri Koperasi UKM sehingga bisa terwujud ruang pameran 9.000 meter persegi,” jelasnya di Denpasar, Rabu (28/2/2018).
Di Bali, khususnya lokasi pameran berskala besar juga sangat mutlak diperlukan. Budiarto menyatakan kesiapannya memberikan pemaparan kepada pemangku kepentingan khususnya pemda mengenai pentingnya ibu kota Bali membangun venue pameran
“Di Bali kuat MICE, tapi untuk incentive sedangkan eksebisinya sangat tertinggal. Memang sudah ada BNDCC tapi untuk business to business dan itu selatan. Denpasar mutlak meskipun tidak perlu mewah seperti itu, yang penting bisa loading barang, nyaman serta ada loaksi outdoor biar business to customer bisa jalan,” papar owner Debindo Mitra Tama ini.
Ketua Kadin AAN Alit Wiraputra mengaku sudah sejak 2015 mendorong pendirian lokasi pameran berskala besar di Denpasar tetapi tidak kunjung mendapatkan tanggapan dari pemda. Menurutnya, Kadin sudah sempat meminta kepada Pemprov Bali agar lahan di tengah kota yang dimiliki untuk venue pameran.
“Waktu itu iya-iya saja tapi sampai sekarang tidak ada hasilnya,” tuturnya.
Alit menyatakan pelaku usaha dalam waktu dekat akan memberikan rekomendasi kepada calon gubernur yang salah satunya harus bisa mewujudkan pembangunan venue pameran di Bali. Dia juga menilai lokasi pameran di Nusa Dua terlalu mahal bagi pelaku usaha berskala kecil sehingga harus ada alternatif di Denpasar.