Kabar24.com, DENPASAR—KPUD Bali menargetkan tingkat partisipasi pemilih pada pilkada 2018 melebihi target nasional sebesar 75,5%.
Ketua KPUD Bali Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan akan bekerja sama dengan panwaslu dan bawaslu agar pilkada gubernur dan wagub berjalan demokratis sehingga mendapat respon positif dari pemilih.
“Target mengikuti nasional dalam rapat koordinasi terdahulu, target nasional ditetapkan 75,5% kami berharap untuk wilayah Bali bisa mengikuti. Harapannya partisipasi lebih tinggi dari target itu,” jelasnya, Rabu (14/2/2018).
Menurutnya, dalam beberapa kesempatan tingkat partisipasi pemilih di Pulau Dewata selalu di atas capaian nasional.
Namun, khusus di Buleleng pada pilpres 2014 sempat rendah,yakni 62,05%. Untuk meningkatkan partisipasi pemilih, KPUD Bali melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) pemilih.
Salah satu bentuknya menyasar lokasi pengungsian Bencana Gunung Agung. Selain itu pihaknya bekerja sama dengan Disdukcapil agar proses perekaman KTP elektronik dapat segera dirampungkan sehingga data pemilih semakin banyak.
Baca Juga
“Saat ini masih ada sekitar 100.000 warga yang belum terekam semoga bisa segera diselesaikan,” tuturnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, pada pilkada gubernur dan wagub Bali 2013, rata-rata tingkat partisipasi pemilih di seluruh Pulau Dewata sekitar 74% dari total DPT saat itu sebanyak 2.925.679 orang.
Meskipun pemilih tidak sampai 75%, tetapi tingkat partisipasi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain.
Pada saat itu, daerah dengan tingkat partisipasi tertinggi adalah Kabupaten Bangli sebesar 82%, dan Gianyar 81%.
Adapun daerah lain seperti Kabupaten Badung 79%, sedangkan Klungkung, Jembrana, Karangasem masing-masing 71%. Denpasar menjadi daerah dengan tingkat partisipasi terendah, yakni hanya 68%.