Kabar24.com, JAKARTA — Dua peristiwa kekerasan yang menimpa ulama dan ustad di Jawa Barat diharapkan membuat masyarakat semakin waspada.
Ketua Komite III DPD bidang keagamaan Fahira Idris menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Ustad Prawoto akibat dianiaya dan meminta polisi mengusut kedua kasus kriminal ini hingga tuntas.
Walaupun kedua orang penganiaya ini diduga sakit jiwa, Fahira meminta proses hukum tetap berjalan terlebih sudah jatuh korban nyawa. Pengadilan berdasarkan fakta-fakta medis dan fakta lain di persidangan yang berhak memutuskan apakah para pelaku penganiayaan ini benar-benar sakit jiwa atau tidak.
"Saya berharap polisi melihat fenomena ini sebagai hal yang serius dan segera memetakan persoalan serta mencari solusinya agar para ulama dan ustad bisa beraktivitas dengan tenang,” katanya melalui keterangan pers yang diterima Bisnis, Jumat (2/2/2018).
Fahira juga meminta aparat keamanan menjaga kondusivitas Jawa Barat menjelang Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 mendatang.
Perisitiwa-peristiwa penganiayaan yang menimpa ulama dan ustad harus dipandang luas dan dari berbagai sudut pandang sehingga tidak mudah menyimpulkan kejadian-kejadian ini hanya peristiwa kriminal biasa.
Baca Juga
"Peristiwa sekecil apa pun menjelang pilkada serentak ini, apalagi yang berpotensi memancing kemarahan warga patut dicurigai dan harus diusut tuntas," jelasnya.
Sebelumnya hanya dalam hitungan minggu terjadi dua kekerasan yang menimpa ulama dan ustad di Provinsi Jawa Barat.
Bahkan peristiwa terakhir meninggalkan duka karena Ustad Prawoto yang juga Komandan Brigade PP Persis meninggal dunia akibat penganiayaan seorang pria pada Kamis (2/1/2018) di Cigondewah Kidul Kecamatan Bandung Kulon, Bandung.
Sementara itu pada Sabtu (27/1/2018), Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Emon Umar Basyri harus mendapat perawatan karena dianiayai pria tak dikenal saat berzikir seusai melaksanakan salat Subuh berjamaah.