Bisnis.com, JAKARTA - Menyambut Tahun Baru 2018, sejumlah pemimpin negara-negara di dunia memberikan ucapan selamat kepada warganya sekaligus kepada dunia internasional.
Melalui video dan akun media sosial, sejumlah pemimpin memberikan sambutan untuk 2018. Seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menggunakan kesempatan ini untuk meminta warga Prancis untuk bersatu.
Dilansir Reuters, Senin (1/1/2018), Macron menegaskan dia akan menyelesaikan berbagai isu domestik seperti UU imigrasi baru dan UU perburuhan yang menuai banyak perhatian. "Saya akan memastikan seluruh suara, termasuk yang kontra, didengar. Tetapi, saya tidak akan berhenti beraksi," ujarnya.
Sementara itu, dikutip dari DWNews, Kanselir Jerman Angela Merkel meminta warga Jerman untuk saling menghormati dan mendengarkan ketika mendiskusikan perbedaan pandangan politik. "Sudah lama sejak perbedaan pendapat mengenai hal ini sangat lebar. Sebagian orang bahkan menilai adanya celah di masyarakat," tuturnya.
Bisnis juga mencatat Presiden AS Donald Trump menayangkan video pencapaian 2017 di akun Twitter-nya. Dia juga menyampaikan ucapan selamat Tahun Baru 2018 kepada para pendukung dan lawannya.
@realDonaldTrump: Dengan semakin kuat dan pintarnya negara kita, saya ingin menyampaikan semoga berbahagia dan selalu sehat bagi semua teman, pendukung, musuh, pembenci, dan bahkan media yang mengabarkan berita bohong. 2018 akan menjadi tahun yang hebat untuk AS!
Adapun Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan banyak pencapaian yang telah dilakukan oleh pemerintah dan warga Kanada pada 2017. Di antaranya dalam hal menjaga keberagaman, berdamai dengan penduduk asli Kanada, menjaga kelestarian lingkungan, dan memperkuat ekonomi nasional.
"Tetapi, kerja keras masih harus dilakukan. Pada 2018, mari melanjutkan perayaan atas nilai-nilai yang menyatukan kita termasuk keterbukaan, kasih sayang, kesetaraan, dan inklusi. Mari bergerak bersama dengan menjaga nilai-nilai itu, dan bekerja membangun masa depan yang lebih baik," paparnya.
Di sisi lain, pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan AS tidak akan mampu menyerang negaranya karena sekarang Korut sudah mengembangkan senjata nuklir yang mampu menghancurkan AS. "Seluruh daratan AS berada dalam jangkauan senjata nuklir kami dan tombol pemicunya selalu ada di meja saya. Ini kenyataan, bukan ancaman," ungkapnya dalam sambutan Tahun Baru yang disiarkan di televisi.