Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi mengklaim upaya merealisasikan rencana Saudi Aramco untuk listing di bursa saham terus berjalan.
Menteri Keuangan Arab Saudi Mohammed Al Jadaan mengatakan produsen minyak itu berada dalam jalur yang tepat untuk melantai di bursa efek lokal, Tadawul, dan kemungkinan di bursa luar negeri. Perusahaan milik Pemerintah Arab Saudi itu sebelumnya menyampaikan bakal menggelar Initial Public Offering (IPO) pada 2018.
"Kami masih memilih opsi yang ada. Tadawul hanya salah satu dari berbagai kemungkinan, kami tidak menyingkirkan opsi lain saat ini," ujar dia, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (20/12/2017).
Saat ini, lanjut Al Jadaan, masih dilakukan berbagai pembahasan dan kajian untuk menentukan yang terbaik bagi perusahaan karena IPO ini diklaim berbeda dari yang dilakukan perusahaan lainnya. Oleh karena itu, bursa efek yang dipilih haruslah yang terbaik.
Arab Saudi bakal melepas 5% saham Aramco sebagai bagian dari rencana Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman untuk memangkas ketergantungan negara itu terhadap energi fosil. Jika terealisasi, IPO Aramco akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah, didasarkan pada valuasi pemerintah setempat yang diklaim mencapai US$2 triliun.
Bursa saham di London dan New York terus menyoroti rencana ini, bersama dengan bursa di Singapura, Hong Kong, Tokyo, dan Toronto. CEO Tadawul Khalid al Hussan menuturkan pihaknya berkeinginan mengurus listing tersebut sendiri.
Bila valuasi Aramco sesuai dengan perhitungan pemerintah setempat, maka aksi korporasi itu akan mendatangkan dana sebesar US$100 miliar. Angka itu jauh di atas nilai IPO Alibaba yang sebesar US$25 miliar pada 2014.