Kabar24.com, JAKARTA - Ribuan warga China diundang datang ke stadion olahraga untuk menyaksikan sepuluh terpidana yang dijatuhi hukuman mati atas tuduhan terlibat kejahatan narkoba, pembunuhan, dan perampokan.
Ribuan orang di Kota Lufeng, Provinsi Guangdong, atau sekitar 160 kilometer dari Hong Kong, duduk di kursi yang sudah disediakan untuk menyaksikan pembacaan hukuman mati sepuluh terpidana oleh pengadilan.
Setelah pembacaan hukuman mati selesai, kesepuluh terpidana kemudian dieksekusi.
Undangan resmi dari pejabat setempat disebarkan lewat media sosial, empat hari sebelum pelaksanaan hukum mati. Namun pengadilan publik di China sangat jarang dilakukan.
Memenuhi rasa ingin tahu, sejumlah warga yang diundang berdiri di atas kursi yang disediakan, beberapa memotret proses hukuman mati itu dengan kamera telepon selulernya, dan ada yang memilih chatting atau merokok.
Lufeng merupakan kota yang dikenal dengan masalah narkobanya. Pada 2014, sekitar 3.000 polisi turun ke Lufeng dan menangkap 182 orang. Polisi menemukan 3 ton ekstasi. Lufeng disebut kota yang memproduksi ekstasi terbesar ketiga di China.
Pengadilan publik di Lufeng bukan yang pertama kali. Lima bulan lalu, delapan terpidana dihukum mati dalam perkara narkoba.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak agar hukuman mati dihapuskan di seluruh negara, seraya menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi hukuman mati pada abad ke-21 ini.
Pernyataannya itu disampaikan saat memperingati Hari Penolakan Hukuman Mati Sedunia yang ke-15 di gedung PBB, New York, Senin, 10 Oktober 2017. "Saya minta kepada seluruh negara yang masih meneruskan praktik barbar ini: tolong hentikan eksekusi," kata Guterres.
Pemerintah China Undang Ribuan Warganya untuk Saksikan Eksekusi Hukuman Mati
Memenuhi rasa ingin tahu, sejumlah warga yang diundang berdiri di atas kursi yang disediakan, beberapa memotret proses hukuman mati itu dengan kamera telepon selulernya, dan ada yang memilih chatting atau merokok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Respons BI soal Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar
3 jam yang lalu
Sritex (SRIL) Rumahkan 3.000 Buruh Imbas Pailit!
5 jam yang lalu