Bisnis.com, JAKARTA - China mengeksekusi Li Jianping, seorang mantan pejabat di Daerah Otonomi Mongolia Dalam (Inner Mongolia) di China utara pada Selasa (17/12/2024), setelah memvonisnya bersalah atas korupsi, penyuapan, penyalahgunaan dana publik, dan kolusi dengan sindikat kriminal.
Mengutip Kantor Berita Xinhua, hukuman mati terhadap Li, mantan sekretaris komite kerja partai di zona ekonomi dan pengembangan teknologi Hohhot, awalnya dijatuhkan pada bulan September 2022 dan dikuatkan melalui banding pada bulan Agustus 2024.
Eksekusi yang dilakukan menyusul persetujuan Mahkamah Rakyat Tertinggi (SPC) dan dilaksanakan oleh pengadilan menengah di Mongolia Dalam.
Li dihukum karena mengumpulkan kekayaan gelap dalam skala yang jarang terlihat di antara pejabat setingkatnya.
Meskipun memegang jabatan pemerintah daerah yang relatif sederhana, dia dinyatakan bersalah karena menggelapkan lebih dari 1,437 miliar yuan atau sekitar US$200 juta dana dari perusahaan milik negara.
Dia juga menerima hadiah dan uang dengan total lebih dari 577 juta yuan dan menggelapkan lebih dari 1.055 miliar yuan dana publik.
Selain itu, Li dihukum karena memungkinkan operasi ilegal oleh sindikat kriminal di bawah pengawasannya.
Li mengajukan banding atas keputusan tersebut setelah pengadilan menengah menjatuhkan hukuman mati padanya pada tahun 2022, dengan perampasan hak politik seumur hidup dan penyitaan semua aset, tetapi Pengadilan Tinggi Rakyat Mongolia Dalam menolak bandingnya pada bulan Agustus.
Setelah meninjau kasus tersebut, SPC memutuskan bahwa kejahatan Li sangat berat, dengan menyebutkan jumlah uang yang digelapkan dan diterima dalam bentuk suap yang sangat besar, sifat pelanggaran yang serius, dampak sosial negatif yang meluas, dan kerugian besar bagi negara dan kepentingan publik.
SPC menyetujui keputusan Pengadilan Tinggi Rakyat Mongolia Dalam untuk menegakkan hukuman mati. Li diizinkan untuk bertemu dengan keluarga terdekatnya sebelum eksekusi.