Kabar24.com, JAKARTA - Keberadaan sejumlah remaja atau pemuda yang sering berkumpul atau berkelompok dengan membawa kendaraan berupa sepeda mootor sambil membekali diri dengan berbagai macam jenis senjata telah memicu keresahan di kalangan masyarakat.
Pasalnya, kegiatan sarat kekerasan seperti tawuran atau kekerasan oleh kelompok yang disebut geng motor kerap kali terjadi bahkan hingga memakan korban.
Menanggapi hal ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia atau Pemerhati Anak Seto Mulyadi atau yang akrab disapa kak Seto berpendapat bahwa hal ini bisa jadi merupakan cerminan dinamika dalam kehidupan yang tidak tersalurkan akibar minimnya sarana dan prasarana bagi mereka untuk menyalurkan hobi serta bakat yang dimiliki.
“Dulu ingat kan, ada gelanggang remaja. Jadi yang main olahraga, main masin sepak bola, basket, mungkin sekarang ini futsal itu diberikan ruan. Ada juga tarii-tarian, teater, menyanyi, musik, band, dan sebagainya. Tapi, karena ini kurang, akhirnya mereka menunjukkan kehebatannya, dinamikanya, dengan apa saja,” katanya, Rabu (24/5/2017).
Selain kurangnya sarana prasarana menyalurkan bakat dan hobi mereka, kurangnya apresiasi terhadap anak juga menjadi faktor lainnya. Hal ini, kata kak Seto, mendorong anak untuk berusaha mencari hal lain yang bisa membuat mereka merasa dihargai atau diapresiasi.
“Mungkin di geng motor ini dianggap jagoan, dianggap hebat kalau bisa ikut, berani, dan sebagainya. Inilah akhirnya, dalam prinsip psikologi, sesuatu yang mendapatkan reward atau pujian , itu yang dilakukan,” paparnya.
Dia menjelaskan bahwa saat ini, kemampuan akademik menjadi satu-satunya tempat di mana anak bisa mendapatkan apresiasi, khususnya pada pelajaran tertentu. Anak-anak yang memiliki prestasi akademik seperti menguasai pelajaran sains atau matematika cenderung lebih mendapatkan apresiasi dibandingkan anak-anak dengan kemapuan lain seperti menari, menyanyi, bermain bola dan lainnya.
“Padahal mereka gak semua bisa jadi seperti Rudy Habibie, bisa jadi Rudy Hartono, Rudy Salam, Rudy Choirudin, atau Rudy Hadisuwarno,” ujarnya.
Untuk itu, dia mengimbau agar orang tua juga guru sebagai pendidik, serta masyarakat bisa memberikan apresiasi pada setiap kecerdasan anak yang berbeda-beda. Dia yakin, dengan mengakui potensi anak dan menyalurkan energi serta emosi mereka ke arah yang positif bisa membantu mencegah terbentuknya geng atau kelompok anak atau remaja yang sarat kekerasan. Hanya mengakui satu jenis kecerdasan anak, tambahnya berpotensi membuat anak memilih pergaulan yang salah seperti ikut dalam geng motor, terlibat tawuran, seks bebas, merokok, narkoba, dan sebagainya.
Kak Seto juga mendorong agar pemerintah provinsi turut berkontribusi dalam mengurangi kegiatan negatif geng motor atau tawuran dengan menyediakan fasilitas umum tidak hanya ramah anak tetapi juga remaja dan pemuda seperti pengadaan lapangan sepak bola atau basket, panggung-panggung untuk theater, band remaja dan sebagainya. Sementara di kalangan masyarakat, dia mendorong ddibentuknya Stagas Sahabat Anak di mana semua orang bisa menjadi sahabat anak, orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk berdiskusi dan bercengkrama dengan anak, serta kembali menghidupkan tradisi makan bersama.
Seperti diketahui, pada Polres Jakarta Selatan mengamankan tiga orang remaja dan pemuda yang diduga menjadi anggota kelompok geng motor pada Sabtu (20/5/2017).
Sementara itu Polres jakarta Timur meringkus 10 orang yang diketahui sebagai anggota geng motor 'Jatiwaringin All Star' karena diduga melakukan penganiayaan pada seorang pria berinisial F di Jatiwaringin, Makasar, jakarta Timur.
Tujuh dari 10 orang diamankan saat melakukan penyerangan terhadap korban pada Minggu (21/5/2017) sementara tiga lainnya diamankam kemudian pada Selasa (23/5/2017). Polisi juga hingga saat ini, polisi masih mencari tiga orang lain yang diduga turut terlibat dalam aksi kekerasan ini.
Marak Geng Motor di Jakarta, Ini Komentar Kak Seto
Keberadaan sejumlah remaja atau pemuda yang sering berkumpul atau berkelompok dengan membawa kendaraan berupa sepeda mootor sambil membekali diri dengan berbagai macam jenis senjata telah memicu keresahan di kalangan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Juli Etha Ramaida Manalu
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 menit yang lalu
Babak Baru Kasus Judi Online Komdigi, Budi Arie Bakal Terjerat?
44 menit yang lalu