Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Kerukunan Umat Beragama 2016 Naik 0,12 Poin ke 75,47%

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abd Rahman Mas'ud mengatakan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2016 tergolong tinggi sebesar 75,47% atau naik 0,12 poin dibanding 2015.
Ilustrasi  kerukunan umat./Antara-Feny Selly
Ilustrasi kerukunan umat./Antara-Feny Selly

Bisnis.com, JAKARTA -  Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Abd Rahman Mas'ud mengatakan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2016 tergolong tinggi sebesar 75,47%  atau naik 0,12 poin dibanding  2015.

"Survei mengukur tiga indikator utama Indeks KUB, yaitu toleransi, kesetaraan, dan kerja sama. Selain itu, hasil survei juga menemukan hubungan positif antara keterlibatan tokoh agama dan organisasi keagamaan dengan kerukunan umat beragama," kata Mas'ud sebagaimana dikutip dari kemenag.go.id, di Jakarta, Minggu (8/1/2017).

Dia mengatakan survei juga memotret indeks kerukunan responden yang aktif dalam organisasi sosial maupun keagamaan lebih tinggi dibanding yang tidak terlibat aktif.

Mas'ud menilai Indonesia patut bersyukur karena memiliki ormas Islam berpaham moderat, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Menurut dia, negara dengan dasar Islam sekali pun belum tentu mempunyai ormas Islam yang sangat mengakar dan dapat menyemai nilai Islam moderat dan santun.

"NU dan Muhammadiyah membuktikan pengamalan Islam yang penuh kedamaian, Islam yang ramah, Islam yang senyum," katanya.

Selain indeks kerukunan itu, hasil kajian Balitbang Diklat Kemenag menyebutkan penyebab ketidakrukunan umat beragama dipengaruhi oleh faktor nonagama dan faktor agama.

Faktor nonagama di antaranya karena adanya kesenjangan ekonomi, kepentingan politik, konflik sosial dan budaya. Sedangkan faktor agama, seperti terkait polemik izin pendirian rumah ibadah, metode penyiaran agama, dan perkawinan antarpemeluk agama yang berbeda.

Faktor agama lainnya yang ikut mempengaruhi adalah penodaan agama, kegiatan kelompok sempalan serta pengamalan agama yang tekstualis.

"Masyakat Indonesia beruntung, karena mempunyai faktor yang merukunkan. Salah satunya adalah kearifan lokal yang hampir ada di berbagai daerah dan suku di Indonesia," kata dia pula.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper