Bisnis.com, LISBON - Pendiri laman WikiLeaks Julian Assange mengatakan informasi yang diterbitkan terkait Hillary Clinton tidak didasari keinginan untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat, Selasa (8/11/2016).
"Dalam beberapa bulan terakhir saya bersama WikiLeaks telah mendapat tekanan untuk menghentikan publikasi informasi terkait Hillary," kata Assange melalui penasihat hukumnya dalam "Web Summit", konferensi teknologi di Lisbon.
"Ini bukan karena alasan pribadi untuk mempengaruhi hasil pemilu." WikiLeaks pada beberapa bulan terakhir telah menyiarkan ribuan surat elektronik yang diretas dari John Podesta, manajer kampanye kandidat presiden Partai Demokrat itu.
Assange mengatakan Wikileaks tidak memiliki informasi mengenai kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump.
"Kami tak dapat menyiarkan informasi yang tak dimiliki," katanya.
"Kami dianggap sebagai sumber terpercaya untuk data terkait Hillary. Jadi cukup wajar jika banyak sumber mengenai dirinya mendatangi kami," kata Assange.
"Tak ada yang menyangkal bahwa informasi ini penting diketahui masyarakat," tambahnya.
"Tentunya akan buruk bagi WikiLeaks untuk menahan informasi dari masyarakat itu, khususnya saat masa pemilihan seperti ini".
Assange mengatakan WikiLeaks akan lanjut menyiarkan informasi yang perlu diketahui masyarakat, tak melihat siapapun presiden yang terpilih nantinya.
"Kandidat presiden Partai Republik dan Demokrat masih menunjukkan sikap yang tak bersahabat untuk para 'pembuka informasi kontroversial' (whistleblower)," katanya.
Assange telah menetap di Kedutaan Ekuador di London sejak pertengahan 2012. Beberapa minggu lalu, pemerintah Ekuador mengaku membatasi akses internet untuk Assange.
Banyak pihak berspekulasi negara itu telah ditekan pemerintah AS karena informasi mengenai Hillary tersebut.
ASSANGE: WikiLeaks Tak Ingin Pengaruhi Pilpres AS
Pendiri laman WikiLeaks Julian Assange mengatakan informasi yang diterbitkan terkait Hillary Clinton tidak didasari keinginan untuk mempengaruhi hasil pemilihan presiden di Amerika Serikat, Selasa (8/11/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
27 menit yang lalu
Kasus Korupsi CSR: Pertaruhan Reputasi BI Ketika Kurs Kian Rontok
35 menit yang lalu
Prabowo Temui PM Pakistan Bahas Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
55 menit yang lalu