Bisnis.com, AMMAN-BEIRUT, Yordania/Lebanon - Pemberontak Suriah membuka medan baru di Aleppo saat pertempuran berkobar pada hari ketiga perlawanan pemberontak untuk mendobrak kepungan pemerintah di bagian kota itu dan tiap pihak menuduh satu sama lain bahwa mereka menggunakan gas beracun.
Pemberontak itu, termasuk kelompok faksi Tentara Pembebasan Suriah dan kelompok keras, berusaha meruntuhkan kepungan dengan cara merebut sejumlah wilayah, yang diduduki pemerintah di Aleppo, dalam usaha menghubungkan bagian timur, yang diduduki pemberontak, dengan sejumlah wilayah pedesaan, yang diduduki pemberontak di bagian barat kota itu.
Media nasional Suriah mengatakan bahwa pegaris keras menembakkan peluru berisi gas klorin di wilayah permukiman di bagian barat, yang diduduki pemerintah, Al Hamdaniya. Pemberontak menyangkal pernyataan itu dan mengatakan bahwa pemerintah menggunakan hal sama di tempat lain.
Media nasional mengutip seorang kepala rumah sakit Aleppo yang mengatakan bahwa puluhan orang, warga dan tentara, mengalami sesak nafas terkait adanya tuduhan gas beracun itu, namun tidak menyebutkan adanya korban tewas.
Lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah, sebuah lembaga dari Inggris yang melaporkan konflik yang ada, mengatakan bahwa mereka telah mengkonfirmasi laporan terkait mereka yang mengalami sesak nafas di antara pasukan pemerintah dari dua garis depan yang diserang oleh pemberontak, namun belum mengkonfirmasi apakah itu disebabkan oleh gas klorin.
Pemberontak mengatakan bahwa pihak militer menyerang wilayah Rashideen dengan klorin dan menyebarkan video yang menunjukkan para korban yang mengalami masalah pernafasan.
Aleppo, yang dulunya merupakan kota terbesar di Suriah, menjadi lokasi konflik terbesar antara Presiden Bashar Al Assad, yang didukung oleh Iran, Rusia dan milisi Syiah, melawan pemberontak Sunni yang beberapa didukung oleh Turki, kerajaan Teluk dan AS.
Kota itu terbagi selama bertahun-tahun menjadi bagian barat yang diduduki pemerintah dan timur yang diduduki pemberontak.
Pengawas mengatakan setidaknya 38 orang, 14 di antaranya anak-anak, tewas dalam aksi penyerangan pemberontak ke arah Aleppo yang diduduki pemerintah dalam dua hari terakhir.
Jaish Al Fateh, sebuah persekutuan pemberontak, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka saat itu menjalankan penyerangan tahap kedua, setelah merebut sejumlah lokasi dengan tujuan "mengakhiri kepungan".
Mereka meminta penduduk yang ada di Aleppo sisi pemerintah untuk tetap berada di rumah mereka atau di perlindungan bawah tanah saat mereka menjalankan aksi, mengatakan bahwa mereka akan "memerdekakan" tanah mereka. Mereka mendesak para petarung untuk tidak melukai siapa pun tidak bersenjata.
Sejumlah situs pemberontak dan pro-pemerintah mengatakan sebagian besar pertempuran Minggu itu dipusatkan di proyek 3.000 apartemen di Al Hamdaniya. perebutan lokasi itu akan membawa pihak pemberontak lebih dekat ke pusat wilayah yang diduduki pemerintah.
"Terdapat sejumlah pertempuran jalanan dan pihak rezim saat ini mundur dari wilayah itu. Hanya menunggu wakti dan kami akan mengumumkan pemerdekaannya," kata Abu Al Ansari, petarung dari Failaq Al Sham.
Pemberontak mengatakan bahwa serangan itu dimulai dengan tembakan persiapan hari itu. Sejumlah pesawat tempur Rusia melancarkan pengeboman terhadap sejumlah lokasi baru pemberontak.
Terdapat perbedaan versi terkait hasil pertempuran itu, meskipun demikian, pihak pemberontak mengatakan mereka telah merebut sejumlah bangunan di wilayah permukiman.
Pemberontak mengatakan pengebom bunuh diri dikerahkan di pinggiran permukiman, sebuah taktik yang sama dengan yang digunakan untuk merebut wilayah Dahiyet Al Assad, yang merupakan sejumlah villa yang ditinggali oleh petinggi militer.
Militer mengatakan bahwa mereka telah melancarkan serangan dengan pasukan sekutu di sejumlah garis depan, dan merebut kembali desa Minian di bagian barat kota, dan telah menyerang para pemberontah yang memasuki sejumlah bangunan di Dahiyat Al Assad.
Pernyataan direbutnya Minian itu disangkal oleh para pemberontak.
Sejak diadakannya serangan besar pada Jumat, kelompok pemberontak telah mengerahkan sejumlah bom mobil bunuh diri, seperti yang dijalankan oleh Partai Islamis Turkistan di Suriah.
Kelompok pemberontak itu menggunakan sejumlah bom mobil untuk menerobos garis pertahanan militer dan telah membantu dalam aksi mereka. Gencarnya mortar dan misil dari sejumlah markas di luar Aleppo menjadi sebuah aksi pengeboman yang paling gencar yang pernah dilakukan oleh pemberontak dalam beberapa bulan terakhir.
Fateh Al Sham, yang sebelumnya dikenal dengan nama Front Nusra, berperan besar dalam serangan pada Juli, yang berhasil menerobos kepungan pemerintah di Aleppo Timur sebelum akhirnya direbut kembali.
Pemberontak dan Pemerintah Suriah Saling Tuduh Pakai Gas Beracun di Aleppo
Pemberontak Suriah membuka medan baru di Aleppo saat pertempuran berkobar pada hari ketiga perlawanan pemberontak untuk mendobrak kepungan pemerintah di bagian kota itu dan tiap pihak menuduh satu sama lain bahwa mereka menggunakan gas beracun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 jam yang lalu
Deretan Kader Gerindra yang Duduk di Jabatan Strategis BUMN
4 jam yang lalu