Kabar24.com, BANDUNG - Banjir akibat sungai Cimanuk dan Cikamuri yang meluap tiba-tiba di malam hari, saat kebanyakan warga Garut sudah tertidur, menimbulkan dampak yang tak ringan.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan kondisi daerah yang terkena dampak bencana banjir luapan Sungai Cimanuk, Selasa(19/9) malam, mengkhawatirkan.
"Kondisinya mengkhawatirkan," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat meninjau lokasi banjir itu, Rabu (21/9/2016).
Ia menuturkan kondisi yang cukup parah terjadi pada fasilitas umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Slamet.
Rumah sakit tersebut terendam banjir, sehingga seluruh pasien yang berada di lantai satu harus dipindahkan ke lantai dua.
"Pasien yang berada di lantai satu rumah sakit, diungsikan ke lantai dua," katanya lagi.
Menurut dia, banjir yang terjadi di wilayah Maktal, Rumah Sakit Kecamatan Tarogong Kidul disebabkan peningkatan debit air yang mengalir dari dataran tinggi.
Aliran air sungai dari Kecamatan Bayongbong itu mengalir deras ke sejumlah kecamatan lain di Kabupaten Garut, kemudian terjadi luapan ke wilayah sekitarnya.
Pada kesempatan terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bencana tersebut terjadi seiring tingginya intensitas hujan dengan durasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan.
"Banjir bandang kembali menerjang daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada Rabu pukul 01.00 WIB," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (21/9/2016).
Dia menyebutkan meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 1,5 - 2 meter.
Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Garut, terdapat 8 orang tewas, 1 orang hilang, 4 orang luka berat, 26 orang luka ringan dan ratusan pengungsi.
Pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem.