Kabar24.com, JAKARTA - Warga Desa Lingga, Simpang Empat, Karo menolak pembangunan relokasi mandiri. Sebelumnya, pemerintah merencanakan pembangunan bagi 1.683 keluarga. Bentrokan antara aparat dan masyarakat tak terelakkan akibat penolakan ini.
Berdasarkan siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (30/7/2016), terjadi kerusuhan pada Jumat (29/7/2016). Akibatnya, satu orang yakni Abdi Purba meninggal dunia, dan satu orang kritis yakni Ganepo Tarigan. Ganepo saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Medan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo menuturkan kronologis kerusuhan. Pada Jumat (29/7/2016), kerusuhan terjadi di lahan relokasi mandiri tahap II Desa Lingga. Terjadi perusakan dan pembakaran alat berat merek Hitachi dan tenda pos polisi yang justru ditujukan untuk meredam konflik dengan pengembang. Bentrok melibatkan masyarakat Desa Lingga, Desa Gurukinayan dan Desa Berastepu.
"Pada pukul 12.30 WIB, pengembang membongkar pagar dengan alat berat. Pagar itu sebelumnya dipasang oleh masyrakat Desa Lingga. Mereka mengklaim lahan itu jalan potong menuju desa mereka. Pada 14.20 WIB pembongkaran selesai dan situasi masih aman. Tapi 10 menit kemudian, Sekretaris Desa Lingga Lotta Sinulingga memprotes tindakan pengembang," rinci Sutopo.
Tidak lama kemudian, 150 orang masyarakat terdiri dari ibu-ibu dan laki-laki dewasa datang memblokir jalan umum, tepat di depan tenda pos polisi. Akibatnya Jalan Kabanjahe, Simpang Empat macet total.
Massa kemudian berencana melakukan pemagaran kembali. Tak mendapatkan tanggapan dari polisi, pada pukul 18.00 WIB 400 orang masyarakat datang ke pos polisi dan mengancam polisi yang ada di dalamnya. Sebanyak 15 orang polisi meminta bantuan ke Polres Tanah Karo. Pada saat itulah masyarakat membakar tenda pos polisi dan alat berat hingga kerusakan mencapai 50%.
"Pada saat polres tiba, mereka menangkap lima orang yakni Eddi Sitepu, James Sinulingga, Nahason Sinuraya, Modal Sinulingga, dan Sugiarto Meliala. Saat ini mereka diperiksa di ruang Satreskrim Polres Tanah Karo," tambah Sutopo.
Penangkapan ini membuat 200 orang masyarakat mendatangi polres, yang ditanggapi dengan tembakan peringatan dan gas air mata. Setelah massa bubar, baru diketahui ada korban meninggal dunia. Adapun jumlah personil siaga di polres sebanyak 200 orang.
"Terkait dengan relokasi, mereka sebelumnya akan ditempaykan di Desa Siosar dengan menggunakan lahan Area Penggunaan Lain 250 hektare. Ini cukup untuk menampung 370 keluarga pada tahap I 5*, 1.683 keluarga pada tahap II," rincinya.
Namun, selain itu, dibutuhkan pula areal pertanian. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 416 hektare. Tahap I sudah terpenuhi.
Sementara itu, untuk tahap II, dibutuhkan lahan pertanian 975 hektare. Namun sampai saat ini izin pinjam pakai dari Kementeriah LH dan Kehutanan belum keluar, sehingga disepakati relokasi mandiri yakni masyarakat mencari lahan sendiri sesuai rekomendasi PVMBG.
"Dalam hal ini kami sudah menyalurkan dana hibah Rp190,6 miliar yang masuk ke APBD Karo sejak Desember 2015. Masing-masing kepala keluarga menerima Rp110 juta untuk dana rumah Rp59,4 juta dan dana usaha pertanian Rp50,6 juta. Pelaksanaannya sepenuhnya kewenangan pemkab. Kami hanya memberi pendampingan yang diperlukan," pungkas Sutopo.
Begini Kronologi Bentrokan di Relokasi Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung
Warga Desa Lingga, Simpang Empat, Karo menolak pembangunan relokasi mandiri. Sebelumnya, pemerintah merencanakan pembangunan bagi 1.683 keluarga. Bentrokan antara aparat dan masyarakat tak terelakkan akibat penolakan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Andhika Anggoro Wening
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
25 menit yang lalu
Rumus Menghitung Median dan Contoh Soalnya
32 menit yang lalu
KPK Panggil Dirjen Bea Cukai di Kasus Rita Widyasari
1 jam yang lalu
Resmi Dilantik, JK Tegaskan Dualisme PMI Telah Berakhir
2 jam yang lalu