Kabar24.com, MALANG — Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang mendorong PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau PT Jasindo segera mempercepat penetrasi asuransi ternak sapi agar akses pada finansial bagi peternak bisa meningkat.
Kepala Kantor OJK Malang Indra Krisna mengatakan dari hasil kunjungan ke lapangan, ke peternak sapi di Kec. Pujon, Kab. Malang, Jawa Timur, terungkap bahwa peternak masih belum mengetahui dan kurang tertarik dengan produk asuransi ternak.
Peternak masih yakin tanpa ada perlindungan asuransi, usaha mereka akan tetap lancar karena pelayanan dari koperasi terkait dengan pemeriksaan dan penanganan kesehatan ternak sudah sangat baik.
“Karena itulah, saya minta Jasindo agar melakukan sosialisasi agar cakupan ternak sapi yang diasuransikan bisa banyak,” ujarnya di Malang, Kamis (16/6/2016).
Dia menduga, peternak sapi pedaging maupun perah kurang tertarik pada produk asuransi ternak karena menganggap preminya terlalu tinggi. Produk asuransi ternak konvensional, preminya memang 2% dari harga sapi.
Namun dengan adanya asuransi ternak program pemerintah tersebut, maka sebagian besar premi ditanggung pemerintah, sisanya ditanggung peternak. Nilai premi Rp200.000/ekor/tahun, sedangkan nilai pertanggungannya sebesar Rp10 juta/ekor.
Menurut Indra, dengan terlindunganya sapi peternak oleh program asuransi, maka akan mempercepat sertifikasi sapi. Dengan begitu, maka sertifikat sapi bisa digunakan sebagai transaksi, agunan bagi peternak yang membutuhkan uang mendadak. Mereka tidak perlu menjual sapinya saat membutuhkan uang mendadak dan dalam jumlah tidak banyak.
Selain itu, adanya program asuransi ternak sapi diharapkan semakin meningkatkan akses finansial bagi peternak. Hal itu terjadi karena usaha mereka menjadi layak didanai bank, bankable, karena dilindungi asuransi.
Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Sulistyanto mengaku masih belum tahu program asuransi ternak sapi yang didukung pemerintah. Namun dia menilai peternak sapi perah tidak terlalu tertarik pada asuransi ternak nonprogram karena nilai preminya yang dinilai memberatkan.
Sebagai catatan, saat ini sapi perah di Jatim sebanyak 187.000 ekor, sedangkan nasional 325.000 ekor.