Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah akan mengutamakan peralihan status perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah terluar, terpencil dan terdepan, untuk menjadi perguruan tinggi negara (PTN).
Muhammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, mengatakan saat ini jumlah PTN di Jawa sudah cukup banyak. Untuk itu, pemerintah mengutamakan peralihan status PTS di wilayah terluar, terdepan dan terpencil menjadi PTN untuk memeratakan kualitas pendidikan.
“Ada beberapa daerah yang mungkin akan diberikan kesempatan untuk mengajukan usulan peralihan PTS menjadi PTN. Jadi mungkin di daerah tertinggal, terdepan dan terluar, karena di luar Jawa masih banyak yang perlu kami perhatikan,” katanya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (6/1/2015).
Nasir menuturkan pemerintah juga akan membatasi peralihan PTS menjadi PTN di Jawa. Pasalnya, hingga kini hampir separuh dari sekitar 4.200 PTN ada di Jawa.
Untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, pemerintah akan menjadikan PTN yang memiliki kualitas bagus sebagai penghubung PTS di wilayah terluar, terdepan dan terpencil. Dengan begitu, kualitas PTS yang beralih status menjadi PTN di daerah memiliki kualitas yang setara dengan PTN di Jawa.
“Kami akan menjadikan PTN yang bagus sebagai penghubung dan pembina PTS di daerah. Jadi dosen yang ada di PTN yang bagus akan kami kirim ke daerah dengan biaya pemerintah untuk mengembangkan PTS di daerah,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nasir juga mengungkapkan akan mengembangkan PTN dengan spesialisasi bidang teknik, serta matematika dan ilmu pengetahuan alam atau MIPA di daerah. Hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia ke depannya.
Di Jawa, Pemerintah Batasi Peralihan PTS Menjadi PTN di Jawa
Pemerintah akan mengutamakan peralihan status perguruan tinggi swasta (PTS) di wilayah terluar, terpencil dan terdepan, untuk menjadi perguruan tinggi negara (PTN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu