Kabar24.com, Jakarta -- Wakil Ketua Majelis Permusyawartan Rakyat Hidayat Nur Wahid angkat bicara pasca-penyerangan Polsek Sinak, Papua yang menewaskan 3 anggota dan 2 lainnya luka-luka, Minggu (27/12/2015) malam.
Menurutnya, saat ini pihak terkait masih konsen terhadap ancaman radikalisme dan mengabaikan separatisme yang menurutnya juga merupakan ancaman bagi Indonesia.
"Saya sedih dan tidak bisa menerima, polisi-polisi kita diserang, terlebih di kantor merekam Menurut saya ini hal yang perlu diproporsionalkan. Ancaman keamanan di Indonesia itu bukan hanya radikalisme, separatisme juga ancaman riil. Jangan karena asik dengan radikalisme, separatisme diabaikan," katanya di Kompleks Gedung Parlemen Jakarta, Senin (28/12/2015).
Lalu, tambah Hidayat, "Saat Pak Jokowi memberikan amnesti kepada 5 tahanan politik Papua, besoknya kantor polisi di Merauke juga diserang.
Menurut saya radikalisme perlu diperhatikan. Namun, jangan lupa, polisi korban separatisme, kantordiserang, personel dibunuh, senjata dirampok," jelasnya.
Sebelumnya, Mapolsek Sinak, Kabupaten Puncak, Papua diserang sekelompok orang tak dikenal. Insiden tersebut menewaskan 3 anggota dan melukai 2 anggota kepolisian. Sampai saat ini polisi masih mendalami pelaku penyerangan tersebut.