Bisnis.com, JAKARTA--Calon Ketua DPR yang ditunjuk Fraksi Partai Golkar, Ade Komaruddin mengakui bahwa setahun terakhir lembaga legislatif tersebut kurang produktif dan lebih banyak menjalankan fungsi pengawasan yang tidak konstruktif.
Menurutnya, akibat fungsi pengawasan yang berlebihan maka yang muncul adalah kegaduhan. Akibat dari kegaduhan itu, ujarnya, tingkat produktifitas lembaga tersebut menjadi berkurang seperti dalam hal produk undang-undang.
"Setahun ini DPR kurang produktif di bidang legislasi, tapi lebih banyak ke pengawasan. Ke depan pengawasan perlu kita batasi, bukan untuk melarang atau mengurangi, tapi pengawasan yang konstruktif," ujarnya Sabtu (19/12/2015).
Bahkan dia menegaskan bahwa dalam hal pengawasan sebenarnya anggota DPR tidak usah disuruh karena memang sudah tugasnya. Apalagi, mengawasi maupun mengorekasi satu kebijakan sangat mudah untuk dilakukan.
"Pengawasan tidak saja harus konstruktif, namun juga bersifat solutif dalam arti memberikan manfaat," ujarnya.
Terkait soal kepemimpinan di DPR setelah Ketua DPR Setya Novanto mengundurkan diri karena dinilai telah melanggar etika, Ade mengatakan kalau tidak ada halangan, dirinya akan dilantik pada 11 Januari mendatang.
"InsyaAllah saya 11 Januari (2016) akan dilantik sebagai Ketua DPR menggantikan saudara Setya Novanto," ujarnya pada acara peresmian pilot project pengembangan dan pembinaa Usaha Mikro Kecil dan Menengah bekerjasama dengan Perum Jamkrindo di Purwakarta, Sabtu (19/12/2015).
Dia menyebutkan bahwa sebagai juru bicara kelembagaan di DPR, dirinya akan mengarahkan pengawasan yang konstruktif dan solutif, bukan destruktif.
"Itu berlaku untuk semua komisi dan alat kelengkapan dewan, termasuk Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Jangan lupa rakyat memberikan amanah. Jangan lupa rakyat pemilik kedaulatan," ujarnya kepada wartawan.