Kabar24.com, PEKANBARU-- Seorang bocah berumur 9 tahun, Ramadhani Lutfi Aerli, meninggal dunia karena paru-parunya dipenuhi asap.
Ayah kandung korban, Ery Wirya mengatakan, anaknya sempat mengikuti pelajaran di sekolah pada Senin (19/10/2015). Namun, k esokan harinya, bocah kelas III Madrasah Ibtidaiyah Negeri I Pekanbaru itu menderita demam tinggi.
Korban kemudian tak sadarkan diri dan kejang-kejang. Ery melarikan anaknya ke RS Santa Maria.
"Setibanya di rumah sakit, dokter sempat memberi pertolongan dengan memompa dadanya dan menginfus. Hasil rontgen menunjukkan paru-patu anak kami dipenuhi asap. Sekitar pukul 05.00 WIB, anak kamu tidak tertolong," kata Ery di rumah duka, Jalan Pangeran Hidayat Kecamatan Pekanbari Kota, Rabu (21/10/2015).
Eri tak menyangka, anaknya menjadi korban kabut asap, sebab Luthfi tidak pernah memiliki riwayat penyakit apapun, apalagi persoalan paru-paru. Kondisi anaknya masih sehat dan bugar. Dia juga masih masuk sekolah.
Selanjutnya, korban akan dimakamkan di Komplek Tempat Pemakaman Umum di Terminal AKAP Kecamatan Payung Sekaki.
"Saya minta pemerintah bertanggung jawab atas hal ini. Jangan sampai ada korban lainnya berjatuhan, sudah cukup rasanya," keluh Eri kembali meneteskan airmatanya.
Hingga kini, kualitas udara di Pekanbaru masih berada pada level berbahaya, semenjak tiga hari yang lalu. Udara di Pekanbaru sempat membaik berada pada level tidak sehat dan sangat tidak sehat.
Pemerintah juga meliburkan siswa sekolah dan mengimbau kepada siapapun agar memakai masker bila berada di luar ruangan.