Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Fasilitasi Promosi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aloysia Endang Wahyuningsih mengatakan realisasi investasi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam mencapai Rp16,22 triliun selama periode 2010 hingga semester pertama 2015.
"Investasi yang terealisasi di Batam 'free trade zone' (kawasan perdagangan bebas) sudah mencapai Rp16,22 triliun, atau 80 persen dari total realisasi investasi yang masuk ke Kepulauan Riau," kata Aloysia dalam seminar peluang bisnis di Batam bertemakan "Batam: Renewed Business Opportunities" Jakarta, Rabu (2/9/2015).
Ia mengatakan realisasi investasi di kawasan perdagangan bebas Batam didominasi oleh investasi asing langsung sebesar 88,4 persen, sementara investasi lokal sebesar 11,6 persen.
Aloysia mengatakan sektor-sektor utama yang menjadi tujuan investasi asing langsung di Batam adalah industri logam, mesin dan elektronik. Kemudian, sektor telekomunikasi, pergudangan/penyimpanan dan transportasi.
Selanjutnya, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, industri kimia dan farmasi serta sektor restoran dan perhotelan.
Sementara sektor utama yang didanai investor lokal adalah industri kimia dan farmasi, sektor perlengkapan transportasi dan industri transportasi lainnya, sektor restoran dan perhotelan.
Setelah itu, sektor perdagangan dan reparasi serta sektor listrik, gas dan air bersih.
Investor asing yang mendominasi di Batam berasal dari Singapura dengan andil 31 persen, Luksemburg dengan andil 11 persen, Hong Kong sebesar tujuh persen, Kepulauan Cayman dengan andil enam persen dan Malaysia sebesar empat persen.
Ia menambahkan realisasi investasi nasional pada 2010 hingga semester pertama 2015 mencapai Rp1.916 triliun atau sebesar 103,5 persen dari target 2010-2015 sebesar Rp1.578,9 triliun.
Realisasi Investasi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam Rp16,22 Triliun
Direktur Fasilitasi Promosi Daerah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Aloysia Endang Wahyuningsih mengatakan realisasi investasi di Kawasan Perdagangan Bebas Batam mencapai Rp16,22 triliun selama periode 2010 hingga semester pertama 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
25 menit yang lalu
Polemik 2 PSN Warisan Jokowi, PIK 2 dan Rempang Eco City
1 jam yang lalu
PDIP Siaga 1 Gara-gara Spanduk 'Serang' Partai dan Megawati
2 jam yang lalu
Budi Arie Setiadi Siap Buka-bukaan Bongkar Judi Online
5 jam yang lalu