Bisnis.com, PADANG -- Nasabah Bank Nagari mulai was-was menabung di bank tersebut menyusul kasus raibnya tabungan nasabah Bank Nagari cabang
Bukittinggi senilai Rp350 juta.
Nasabah Bank Nagari lainnya, Eka Rianto mengaku was-was dengan kejadian tersebut. Dia mulai meragukan keamanan sistem Bank Nagari.
"Kami merasa was-was dengan kejadian seperti ini, berarti ada yang salah dalam sistem keamanan bank," ujarnya, Jumat (17/4/2015).
Meski mengaku was-was, dia belum berencana menarik tabungannya di bank tersebut. Namun, meminta bank mengevaluasi dan memperbaiki sistem
keamanan agar nasabah terlindungi.
Nasabah asal Solok itu meminta Bank Nagari meningkatkan kualitas sistem keamanan agar kasus raibnya dana nasabah di bank tersebut tak terulang lagi, sehingga kepercayaan nasabah terhadap bank milik Pemda Sumbar itu tetap terjaga.
"Bank harus evaluasi kejadian itu. Kalau ditemukan ada kesalahan di internal harus ditindak tegas, kalau perlu dirutnya diganti," ujarnya.
Sebelumnya, Edison, nasabah Bank Nagari cabang Bukittinggi melaporkan kehilangan uang Rp350 juta di rekeningnya.
Menurutnya, berdasarkan penjelasan bank, uangnya ditarik nasabah yang mengatasnamakan dirinya dengan menggunakan buku tabungan palsu dan kartu tanda penduduk (KTP) palsu di kantor Bank Nagari cabang Solok pada Jumat (10/4).
Pelaku menarik dana dua kali masing-masing Rp50 juta dan Rp300 juta secara tunai. Uang yang ditarik kedua kemudian ditransfer pelaku ke rekening atas nama Riski Santoso di bank yang sama.
BANK NAGARI: Nasabah Was-Was Pasca Rekening Bobol
Nasabah Bank Nagari mulai was-was menabung di bank tersebut menyusul kasus raibnya tabungan nasabah Bank Nagari cabang Bukittinggi senilai Rp350 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Heri Faisal
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu