Bisnis.com, MANILA -- Aksi unjuk rasa yang berakhir dengan aksi vandalisme berlangsung di Filipina.
Pemerintah Filipina Minggu (30/11/2014) mengecam vandalisme dan kekerasan yang diduga dilakukan para pengunjuk rasa di depan rumah Presiden Benigno Aquino III di Kota Quezon, Metro Manila.
"Apa yang demonstran lakukan dalam hal perusakan dan menimbulkan luka pada anggota PNP (Kepolisian Nasional Filipina) jelas melampaui batas maksimum dari kebebasan berekspresi," kata Sekretaris Kantor Operasional Komunikasi Kepresidenan Herminio Coloma Jr.
Menurut Kapolres Kota Quezon Inspektur Senior Joel Pagdilao, sekitar 250 pengunjuk rasa dari kelompok militan Manilakbayan berkumpul di depan rumah Presiden pada Sabtu, menyerukan perdamaian dan makanan di Mindanao.
Pagdilao menambahkan bahwa ketika para pengunjuk rasa hendak mengakhiri demonstrasi mereka, mereka tiba-tiba mengecat merah di jalanan dan melemparkan batu pada polisi.
Pihak berwenang mencoba untuk menghentikan demonstran dan mulai melakukan penangkapan, namun mereka menolak.
Dua belas polisi dan tujuh demonstran terluka dalam insiden itu.
Coloma mengatakan, pemerintah tidak akan membiarkan insiden serupa itu terjadi lagi.
Dia mengatakan bahwa menghormati hukum dan ketertiban di masyarakat harus ditegakkan.