Bisnis.com, JAKARTA— Ingin melanjutkan studi ke negeri orang, tentunya membutuhkan biayanya cukup tinggi, dan perlu menyiapkan dana ekstra. Bagaimana caranya agar kuliah di luar negeri bisa lebih hemat, walau tidak memperoleh beasiswa?
Salah satu caranya adalah dengan mencari informasi dalam memilih negara mana saja yang biaya kuliah dan biaya hidupnya lebih murah, dibandingkan dengan destinasi lainnya.
“Selama ini masyarakat menduga biaya pendidikan di luar negeri sangat mahal, dan kendala bahasa. Padahal studi di luar negeri bisa lebih mudah dan murah, bila masyararakat mendapatkan informasi yang benar,” kata Johannes Kembuan, Presiden Direktur Institut De Eurnesia (Idea), di Jakarta, Senin (13/10/2014).
Dia menuturkan salah satu solusi yang diberikan oleh Idea, konsultan pendidikan luar negeri ini, adalah dengan mengikuti program Eduglobal Bilokal (EGBL).
“Program EGBL ini salah satu solusi bagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya ke luar negeri, bisa hemat biaya hingga 20%-80%,” kata Johannes.
Dia mengatakan Idea menyediakan konsep pembiayaan yang disebut program EGBL, dengan biaya studi selama 4-5 tahun, dan hemat 20% sampai 80% dibandingkan dengan biaya normal kuliah.
Konsep pembiayaan tersebut, lanjutnya, sudah termasuk biaya kuliah dan akomodasi untuk empat tahun studi, biaya persiapan, biaya asuransi, biaya perjalanan, administrasi, dan kesempatan beasiswa untuk kuliah tahun ke-2 dan 3.
“Jaringan yang dimiliki Idea memberikan kesempatan bagi siswa yang memilih program studi di Jerman, terjamin masuk kuliah di universitas yang dituju untuk beberapa program studi pilihan yang tersedia,” ujar Johannes.
Menurut Pusat Data UIS (Unesco Institute for Statistic) 2011, katanya, mencatat setidaknya lebih dari 30.000 mahasiswa Indonesia melanjutkan studi keluar negeri setiap tahun. Dan ada 5 destinasi sebagai pilihan favorit, yaitu Australia, Malaysia, Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman.
Sedangkan untuk biaya studi yang dikeluarkan oleh data HSBC pada 2013, tambah Johannes, dari 13 negara yang dinilai mempunyai popularitas tertinggi sebagai pilihan studi luar negeri, menunjukkan bahwa Australia, Inggris, dan Kanada adalah destinasi studi termahal di dunia.
Biaya kuliah di Australia satu tahun berkisar US$25.375, dan biaya hidup US$13.140 atau total US$38.516. Sedangkan di Amerika Serikat biaya studi US$25.226 dan biaya hidup US$10.479 atau total US$35.705. Di Inggris biaya kuliah per tahun US$19.291, biaya hidup US$11.034, total US$30.325.
“Sedangkan di Jerman yang berada di urutan ke-13, biaya kuliah per tahun sekitar US$635, biaya hidup Rp5.650, atau total US$6.285 per tahun yang dikeluarkan mahasiswa. Bedanya dengan studi di negara lain bisa hemat antara 20% dan 80%,” ujar Johannes.
Dia menambahkan program EGBL terbuka bagi semua individu yang ingin melanjutkan studi di luar negeri. “Cara mendaftanya cukup mudah, fleksibel, bahkan akomodasi dan transportasi selama kuliah di negara tujuan, juga sudah termasuk dalam fasilitas program ini,” unkapnya