Bisnis.com, KAIRO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry Sabtu mengatakan Mesir berada pada garis depan menghadapi "terorisme" setelah ia melakukan pertemuan dengan para pemimpin negara itu untuk menggalang dukungan memerangi kelompok ISIS di Irak dan Suriah.
Tentara Mesir yang kuat tidak mungkin ikut serta dalam satu koalisi militer menghadapi kelompok garis keras ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) kini berganti nama IS (Negara Islam), tetapi bekerja sama erat dengan Amerika Serikat menyangkut kontra-terorisme.
Washington mengatakan pihaknya berada dalamn "perang" dengan IS dan telah mengangkat John Allen, seorang mantan komandan di Afghanistan dan Irak untuk mengkoordinasikan operasinya terhadap gerakan itu yang telah menguasai daerah luas di Irak dan Suriah.
Kerry yang tiba dari Ankara berunding dengan Presiden Abdel Fattah al-Sisi setelah berembuk dengan ketua Liga Arab Nabil al-Aribi.
Keterlibatan Kairo dalam koalisi mungkin dapat membantu memperbaiki hubungannya dengan Washington, setelah AS menangguhkan -- kemudian memulihkan-- bantuan militer ketika militer menggulingkan presiden t4rpilih Mohamed Moursi Juli 2013.
Pengganti Moursi, mantan panglima militer Sisi, sedang berjuang menghadapi kelompok garis keras Islam di semenanjung Sinai yang menyatakan dukungan mereka pada IS.
"Mesir berada di garis depan perang melawan terorisme, khususnya ketika melawan kelompok geris keras di Sinai," kata Kerry dalam satu jumpa wartawan dengan Menlu Sameh Shoukri.
Setelah mendapat dukungan dari 10 pemerintah Arab pekan ini, Washington akan mengusahakan satu persetujuan bagi operasinya dari Mesir dan institusi-institusi agamanya, yang termasuk Universitas Al Azhar.
"Sebagai satu ibu kota intelektual dam kebudayaan di dunia Muslim, Mesir memiliki peran penting dalam mengecam secara terbuka ideologi yang ISIS sebarkan," kata Kerry menggunakan akronim IS.
Kerry juga telah melakukan diskusi "terbuka" menyangkut hak asasi manusia di Mesir di tengah-tengah tindakan keras berdarah terhadap lawan-lawan pemerintah, dan pemenjaraan tiga wartawan stasiun televisi Al Jazeera dan para pembangkang sekuler.
Kendatiun Washington mengatakan ada "perang" dengan IS, Kerry enggan mengunakan istilah itu, yang hanya menyebut satu "operasi besar kontra-terorisme." Pada Jumat, Presiden Prancis Francois Hollande mengumjungi Baghdad untuk berunding menjelang satu konferensi internasional mengenai Irak di Paris, Senin.
Kerry juga tlah mengunjungi Turki untuk mengutarakan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok garis keras, yang telah merebut banyak daerah Arab Sunni di utara dan barat Baghdad Juni.
Di Ankara, Kerry berbicara tentang "satu koalisi luas dengan negara-negara Arab, Eropa , Amerika Serikat dan negara-negara lainnya".
Turki adalah anggota NATO tetapi sejauh ini menolak membuka pangkalan-pangkalan udaranya untuk pasukan AS dan negara-negara anggota koalisi lainnya.
Seorang pejabat Turki mengemukakan kepada AFP bahwa Ankara cemas atas nasib 49 warga Turki termasuk para diplomat dan anak-anak mereka yang diculik ketika IS merebut kota terbesar Irak, Mosul, pada Juni.